JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan lonjakan signifikan modal asing ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 11,25 triliun dalam periode 20-23 Januari 2025.
Mayoritas dana ini mengalir melalui Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), mencerminkan tingginya minat investor asing terhadap instrumen keuangan Indonesia.
Dominasi Investasi di SBN dan SRBI
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, modal asing yang masuk melalui SBN mencapai Rp 9,6 triliun, sementara instrumen SRBI menarik Rp 2,27 triliun. Namun, pada saat yang sama, pasar saham mencatat keluarnya modal asing sebesar Rp 350 miliar.
“Berdasarkan data transaksi 20-23 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 11,52 triliun. Ini terdiri dari jual neto Rp 0,35 triliun di pasar saham, beli neto Rp 9,60 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 2,27 triliun di SRBI,” ujar Ramdan dalam pernyataan resmi, Minggu (26/1/2025).
Tren Transaksi Januari 2025
Secara kumulatif dari awal Januari hingga 23 Januari 2025, transaksi nonresiden menunjukkan pola yang bervariasi. Pasar saham mencatat jual neto Rp 2,03 triliun, sementara SBN mencatat jual neto Rp 1,91 triliun. Sebaliknya, instrumen SRBI mencatat beli neto Rp 2,95 triliun.
Faktor Pendukung Arus Modal Asing
Faktor global seperti kenaikan imbal hasil (yield) surat utang Amerika Serikat atau US Treasury Note tenor 10 tahun ke level 4,644% pada Kamis (23/1/2025), menjadi salah satu alasan utama tingginya daya tarik instrumen domestik. Selain itu, premi risiko investasi Indonesia (credit default swap) untuk tenor 5 tahun turun ke 73,01 basis poin, dibandingkan posisi sebelumnya pada 17 Januari 2025 sebesar 76,14 basis poin.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp 16.200 per dolar AS pada Jumat (23/1/2025). Penurunan premi risiko ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Respons BI dan Pemerintah
Bank Indonesia terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Koordinasi intensif dengan pemerintah dan otoritas terkait menjadi kunci dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong aliran modal asing.
“BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Ramdan.
Masuknya modal asing yang signifikan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pasar keuangan domestik, sekaligus menjadi sinyal baik bagi pemulihan ekonomi di tengah tantangan global yang masih berlanjut.