Strategi Diversifikasi Jadi Jurus MPMX Hadapi Pelambatan
JAKARTA, BursaNusantara.com – Di tengah tekanan ekonomi makro dan pasar otomotif yang melandai, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mencoba beradaptasi dengan paradigma baru: bertahan sambil membangun ulang kekuatan jangka panjang. Bukan sekadar mengejar angka, namun membentuk ketahanan model bisnis yang relevan di era disrupsi.
Selama paruh pertama 2025, pendapatan MPMX turun tipis 3,25% menjadi Rp 7,43 triliun. Lebih menantang lagi, laba bersih terkoreksi tajam 23,92% ke level Rp 248,97 miliar. Sebuah realitas pahit yang memaksa emiten Grup Saratoga ini meninjau ulang ambisi awal tahun.
Strategi Bertahan di Tengah Angin Makro
General Manager Corporate Communications & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita, mengakui tekanan makro telah terasa sejak kuartal pertama. Namun alih-alih stagnan, MPMX memilih bergerak dengan strategi berlapis: efisiensi internal, optimalisasi portofolio, dan ekspansi terkendali.
MPMX masih menargetkan pertumbuhan konservatif 5% secara organik di 2025. Margin laba bersih diproyeksi tetap pada kisaran 3%–4% dari pendapatan level yang diklaim masih bisa dijangkau lewat inisiatif biaya dan penguatan fundamental.
Salah satu fokus utama perusahaan adalah menjaga keseimbangan antara profitabilitas jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang. Di sinilah strategi “pertumbuhan selektif” mulai dijalankan.
Melirik Diversifikasi dan EV Ecosystem
MPMX tidak hanya memperkuat lini bisnis inti, tetapi juga mengincar sektor-sektor pertumbuhan tinggi seperti ekosistem kendaraan listrik (EV). Tim pengembangan bisnis aktif menyisir peluang dengan pendekatan selektif dan prudent.
Diversifikasi ini dilakukan bukan demi ekspansi semata, tetapi untuk menyiapkan MPMX menghadapi perubahan struktur pasar kendaraan dan pola konsumsi masyarakat. Langkah ini dianggap krusial dalam menghadapi ketidakpastian demand kendaraan konvensional.
Selain ekspansi organik, opsi anorganik seperti akuisisi juga dipertimbangkan. Namun Natalia menekankan bahwa MPMX tidak akan gegabah dan akan tetap mengutamakan kualitas atas kecepatan.
Transformasi Internal Jadi Pilar Utama
Beatrice Kartika, Group CFO MPMX, menegaskan komitmen untuk memperkuat portofolio dan memperbaiki efisiensi operasional. Perusahaan juga sedang memperkuat kualitas aset, tata kelola, dan daya saing produk maupun layanan.
Inovasi dan perbaikan sistem digital, terutama di sektor distribusi dan layanan purna jual, menjadi bagian dari transformasi mendalam.
Capex sebesar Rp 96 miliar disiapkan untuk tahun ini. Hingga akhir Juni, 44% di antaranya telah diserap, terutama untuk pembelian tanah yang akan menggantikan diler sewaan. Sisanya difokuskan untuk sistem gudang robotic dan renovasi fasilitas ritel.
MPMX sadar bahwa momentum pemulihan tidak datang otomatis. Maka, strategi bottom-up berbasis kekuatan internal dan efisiensi struktural diharapkan menjadi pondasi kebangkitan pada semester kedua 2025.
Lewat kombinasi inovasi, selektivitas, dan efisiensi, MPMX berharap bukan hanya pulih, tetapi mampu menciptakan nilai berkelanjutan di tengah turbulensi industri otomotif nasional.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.