JAKARTA, BursaNusantara.com – Bank Mandiri kembali menorehkan capaian strategis dalam agenda transformasi hijau setelah ESG rating dari MSCI meningkat signifikan dari BBB menjadi AA.
Peringkat tersebut diumumkan oleh MSCI pada 28 Mei 2025, menjadikan Bank Mandiri sebagai bank nasional dengan ESG rating tertinggi di antara Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4.
Kenaikan dua peringkat ini tidak hanya merepresentasikan pengakuan atas kinerja keberlanjutan Bank Mandiri, namun juga memperkuat posisinya di mata investor global sebagai institusi yang tangguh dalam menghadapi risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola jangka panjang.
Transformasi ESG Mandiri Dorong Peringkat Global
Transformasi menyeluruh yang dilakukan sepanjang 2024 jadi faktor kunci di balik capaian ini. Bank Mandiri memperkuat proses bisnis internal, struktur tata kelola, serta menjalankan berbagai inisiatif di bidang lingkungan dan sosial.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyatakan pencapaian ini lahir dari komitmen kolektif insan Mandiri dalam menjadikan keberlanjutan sebagai bagian inti strategi bisnis.
Ia menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar kewajiban moral, melainkan peluang strategis untuk menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Kerangka ESG Komprehensif Menuju Transisi Hijau
Bank Mandiri mengusung visi “Becoming Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future”. Visi ini membentuk fondasi dari berbagai kebijakan dan program ESG perusahaan yang dirancang untuk menjawab tantangan global terkait transisi menuju ekonomi hijau.
Komitmen keberlanjutan tersebut diwujudkan melalui integrasi prinsip ESG dalam seluruh proses bisnis, dari perencanaan kebijakan hingga implementasi proyek. Hal ini juga diselaraskan dengan standar global dan tren internasional terkait ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Bank Mandiri menegaskan akan terus memperluas cakupan inisiatif keberlanjutannya, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pelopor keuangan hijau di Tanah Air.
Inisiatif Hijau: Green Bond hingga ESG Repo
Dalam praktiknya, Bank Mandiri telah meluncurkan berbagai instrumen keuangan berkelanjutan. Termasuk di antaranya Green Bond sebesar Rp10 triliun dan ESG Repo senilai US$500 juta, yang seluruhnya diarahkan untuk mendanai proyek ramah lingkungan.
Dana tersebut digunakan untuk mendukung proyek energi terbarukan, transportasi bersih, serta inisiatif-inisiatif lain yang sejalan dengan komitmen nasional dan global terhadap pembangunan rendah karbon.
Inisiatif ini menunjukkan langkah nyata perusahaan dalam mendukung transformasi ekonomi yang tidak hanya efisien secara bisnis, namun juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
Target Net Zero dan Pengelolaan Risiko Iklim
Bank Mandiri juga memasang target ambisius terkait emisi. Perusahaan berkomitmen mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada 2030, serta NZE pembiayaan paling lambat tahun 2060.
Selain itu, bank pelat merah ini telah mulai menerapkan Climate Risk Stress Testing (CRST) sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko perubahan iklim.
Strategi ini diperkuat melalui pengembangan Sustainable Finance Framework (SFF) dan Transition Finance Framework (TFF), sebagai panduan pembiayaan dan transisi menuju portofolio yang lebih hijau dan bertanggung jawab.
Digitalisasi Hijau Lewat Livin’ Planet dan Financed Emission
Langkah konkret lain terlihat dari peluncuran fitur Livin’ Planet dalam aplikasi digital Livin’ by Mandiri. Fitur ini memberikan kontribusi dalam pengurangan emisi secara kolektif.
Pada 2025, perusahaan mencatat kemajuan besar dalam pengukuran emisi pembiayaan (financed emission) yang kini sudah mencakup 56% dari total portofolio pinjaman Bank Mandiri. Cakupan ini menjadi pijakan awal untuk perbaikan data, transparansi, dan strategi dekarbonisasi.
Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi, Bank Mandiri berupaya memastikan keberlanjutan menjadi bagian yang terukur dan dapat diakselerasi secara sistematis.
UMKM Hijau dan Ekonomi Inklusif
Sebagai bagian dari komitmen inklusif, Bank Mandiri mengembangkan program Hyperlocal UMKM. Program ini menyasar debitur mikro dari produk KUR dan KUM yang aktif menggunakan Livin’ Merchant, dengan dukungan promosi dari konten kreator lokal.
Model kolaborasi ini tidak hanya memperluas eksposur usaha UMKM di ekosistem digital lokal, tetapi juga memperkuat akses mereka terhadap pembiayaan berkelanjutan.
Bank Mandiri melihat bahwa pemberdayaan UMKM melalui ekosistem hijau merupakan bagian integral dari penciptaan ekonomi nasional yang resilien dan berdaya saing jangka panjang.
Strategi Bisnis Hijau Jadi Arah Utama
Lewat sinergi antara kebijakan pembiayaan hijau, inovasi digital, dan penguatan tata kelola, Bank Mandiri menegaskan transformasi ESG bukan hanya tren, tapi bagian dari arah bisnis ke depan.
“Peningkatan rating ESG ini menjadi bukti bahwa keberlanjutan telah menjadi strategi utama Bank Mandiri, yang memberikan dampak nyata bagi nasabah, masyarakat, dan lingkungan,” tegas Darmawan dalam pernyataan resmi.
Dengan ESG sebagai kerangka kerja utama, Bank Mandiri tak hanya memperkuat citra perusahaan di mata investor global, tapi juga berkontribusi langsung dalam mewujudkan ekonomi hijau Indonesia.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.