Lonjakan Minat pada USDT Cerminkan Strategi Baru Lindungi Kekayaan
JAKARTA, BursaNusantara.com – Ketidakpastian ekonomi global dan domestik di tahun 2025 memicu munculnya pola baru dalam pengelolaan kekayaan oleh kalangan ultra-kaya di Indonesia.
Dalam dinamika ini, Tether (USDT), sebuah mata uang kripto jenis stablecoin, menjadi aset alternatif yang digemari untuk melindungi nilai kekayaan dari gejolak pasar.
USDT, yang nilainya dikaitkan langsung dengan dolar AS secara 1:1, menjadi pelabuhan aman bagi investor kelas atas. Sifatnya yang stabil membuat USDT lebih dipercaya dibanding aset kripto lain yang sangat fluktuatif.
Menurut laporan Bloomberg News, orang-orang terkaya di Indonesia kini mulai mengalihkan sebagian aset mereka ke USDT sebagai bentuk diversifikasi dan upaya menghindari paparan risiko ekonomi makro.
Triliunan Rupiah Dialihkan Diam-diam ke Stablecoin
Manajer investasi yang menangani kekayaan klien bernilai miliaran rupiah menyebutkan bahwa klien-kliennya dengan total kekayaan mencapai US$100 juta–400 juta (Rp 1,67 triliun–Rp 6,7 triliun) telah mengkonversi hingga 10% dari aset mereka ke USDT.
Langkah ini dilakukan seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap pengawasan pergerakan dana besar melalui jalur konvensional.
Selain kripto, para investor tajir ini juga memperbesar kepemilikan di aset klasik seperti emas dan properti luar negeri.
Laporan menyebutkan, migrasi ke aset digital dilakukan secara tertutup namun masif, dengan alasan fleksibilitas dan kerahasiaan.
Peningkatan Investor Kripto Tak Sejalan dengan Nilai Transaksi
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan jumlah pengguna kripto tetap positif di awal tahun. Hingga Maret 2025, tercatat ada 13,71 juta investor kripto di Indonesia, naik dari 13,31 juta pada Februari.
Namun demikian, nilai transaksi kripto justru menunjukkan tren menurun. Pada Maret 2025, volume transaksi tercatat sebesar Rp 32,45 triliun, menurun dari Rp 32,78 triliun pada Februari, dan jauh di bawah Rp 44,07 triliun di Januari.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah pengguna terus bertambah, perputaran dana justru menurun, mengindikasikan kecenderungan pasar menuju instrumen penyimpan nilai seperti USDT daripada perdagangan aktif.
USDT Jadi Pilihan Rasional di Tengah Volatilitas Kripto
USDT diterbitkan oleh Tether Limited sejak 2014 dan merupakan stablecoin pertama yang memperoleh kepercayaan luas dari pelaku pasar.
Dengan kestabilan nilainya terhadap dolar AS, USDT menghindari volatilitas tajam yang biasa terjadi pada Bitcoin atau Ethereum.
Para investor mengandalkan USDT untuk menjaga eksposur mereka terhadap pasar kripto tanpa harus keluar sepenuhnya ke mata uang fiat.
Keunggulan ini memungkinkan mereka mempertahankan likuiditas sambil menunggu waktu terbaik untuk masuk kembali ke pasar.
Fungsi Ganda: Dari Alat Investasi hingga Transaksi Internasional
USDT kini digunakan tidak hanya sebagai tempat parkir aset kripto sementara, tetapi juga sebagai medium transaksi internasional karena kecepatannya dalam transfer antarnegara.
Dalam ekosistem kripto di Indonesia, USDT tersedia di platform perdagangan resmi seperti Pintu, dan digunakan secara luas untuk keperluan trading, investasi jangka pendek, bahkan sebagai pengganti dolar fisik dalam transaksi lintas negara.
Peran USDT dalam portofolio kekayaan individu semakin signifikan, menandai babak baru dalam cara elite Indonesia menyikapi ketidakpastian ekonomi 2025.
Di tengah volatilitas dan pengawasan ketat terhadap pergerakan uang konvensional, kripto stabil ini memberi ruang baru yang fleksibel dan tahan tekanan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi