Geser kebawah untuk baca artikel
KomoditasPasar

Pandangan BCA Sekuritas: Saham Nikel di Tengah Oversupply

×

Pandangan BCA Sekuritas: Saham Nikel di Tengah Oversupply

Sebarkan artikel ini
pandangan bca sekuritas saham nikel di tengah oversupply kompres
Saham nikel tengah menghadapi tantangan oversupply. Temukan pandangan BCA Sekuritas terkait peluang dan risiko investasi di sektor ini.

Oversupply dan Permintaan Lemah, BCA Sekuritas Pangkas Prospek Sektor Nikel

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Dalam laporan riset terbaru yang dirilis akhir Januari 2025, BCA Sekuritas menyematkan rating underweight untuk sektor nikel.

Pandangan ini mencerminkan kekhawatiran terhadap pasar nikel global yang masih lesu akibat oversupply, meskipun harga saham emiten nikel sempat terdiskon lebar sejak awal tahun.

Analis BCA Sekuritas, Muhammad Fariz, menjelaskan bahwa tingginya produksi baja tahan karat di China menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi sentimen negatif terhadap sektor nikel.

Kelebihan pasokan nickel pig iron (NPI) di pasar turut memperparah situasi, sehingga ruang untuk perbaikan harga menjadi terbatas.

“Kami menilai bahwa NPI dan baja tahan karat kini menunjukkan tanda lampu kuning karena ruang untuk perbaikan harga mungkin terbatas jika pasokan NPI terus meningkat, sementara permintaan tetap lemah,” ujar Fariz dalam laporan riset yang dikutip pada Selasa (28/1/2025).

Penurunan Produksi dan Harga

Sebagian produsen nikel memutuskan untuk mengurangi produksi sebagai respons atas lemahnya permintaan. Dampaknya, harga baja tahan karat turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir, diikuti oleh penurunan harga NPI.

Fariz menambahkan bahwa produk kelas 1 juga menghadapi tekanan, dengan inventaris LME (London Metal Exchange) yang tetap tinggi akibat lonjakan produk di pasar Asia.

“Prospek produk kelas 1 menunjukkan tanda lampu merah, karena inventaris LME kemungkinan tetap tinggi, terutama didorong oleh lonjakan produk di pasar Asia,” katanya.

Penyesuaian Asumsi Harga

BCA Sekuritas juga menyesuaikan asumsi harga rata-rata LME nikel dan NPI untuk tahun 2024. Harga rata-rata LME nikel diproyeksikan turun dari US$18.000 per ton menjadi US$17.062 per ton, sementara harga rata-rata NPI direvisi naik tipis dari US$13.327 per ton menjadi US$13.466 per ton.

Untuk tahun 2025 dan 2026, proyeksi harga LME nikel masing-masing dipangkas menjadi US$17.000 per ton, dari sebelumnya US$19.000 dan US$20.000 per ton.

Harga NPI juga direvisi turun menjadi US$13.418 per ton pada 2025 dan US$13.418 per ton pada 2026, dibandingkan proyeksi awal sebesar US$14.068 dan US$14.808 per ton.

Perubahan Prioritas Rekomendasi

Berdasarkan analisis terbaru, BCA Sekuritas mengubah urutan prioritas emiten sektor nikel menjadi ANTM > INCO > NCKL, dari yang sebelumnya INCO > NCKL > ANTM. Langkah ini mencerminkan penilaian risiko profitabilitas yang lebih rendah pada produk NPI dan sampingan HPAL (High Pressure Acid Leach).

Rekomendasi Tahun 2025

  1. ANTM (Aneka Tambang)
    • Rating: BUY
    • Target Harga: Rp2.710 per saham (sebelumnya Rp1.800 per saham)
    • Catatan: Target EV/EBITDA tetap di level 9,5 kali, mendekati rata-rata historis.
  2. INCO (Vale Indonesia)
    • Rating: BUY
    • Target Harga: Rp4.260 per saham (sebelumnya Rp5.400 per saham)
    • Catatan: Penurunan target harga disebabkan oleh tingginya risiko ekspansi di masa depan.
  3. NCKL (Harum Energy Nickel)
    • Rating: BUY
    • Target Harga: Rp770 per saham (sebelumnya Rp1.200 per saham)
    • Catatan: Risiko profitabilitas lebih rendah pada NPI dan produk sampingan HPAL menjadi perhatian utama.

Tantangan dan Peluang

Fariz menyebut bahwa sektor nikel saat ini menghadapi tantangan besar akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Namun, ia juga menekankan bahwa peluang tetap ada bagi investor yang dapat melihat nilai strategis dalam jangka panjang.

“Ketika sektor ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan, investor yang sudah masuk lebih awal akan mendapatkan keuntungan yang signifikan,” tambahnya.


Pandangan underweight BCA Sekuritas terhadap sektor nikel mencerminkan kondisi pasar yang penuh tantangan, mulai dari oversupply hingga lemahnya permintaan.

Meskipun demikian, strategi selektif terhadap emiten seperti ANTM, INCO, dan NCKL dapat menjadi kunci bagi investor untuk tetap meraih keuntungan di tengah kondisi pasar yang sulit. Dengan analisis yang cermat, peluang untuk memanfaatkan koreksi harga di sektor ini masih terbuka lebar bagi para pelaku pasar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru