JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan proyek strategis berupa pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari. Langkah ini merupakan revisi dari rencana sebelumnya yang hanya menargetkan 500.000 barel per hari.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengonfirmasi bahwa keputusan ini telah dibahas dalam Rapat Kabinet yang berlangsung pada Senin (10/3) malam.
Perluasan Lokasi Kilang BBM
Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan kilang akan dilakukan di beberapa wilayah guna memastikan pemerataan infrastruktur energi. Lokasi yang dipertimbangkan meliputi:
- Pulau Kalimantan
- Pulau Jawa
- Pulau Sulawesi
- Kepulauan Maluku
- Pulau Papua
Selain itu, pemerintah juga merencanakan pembangunan storage bahan bakar minyak dengan kapasitas penyimpanan 1 juta barel per hari. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional serta mengurangi ketergantungan impor BBM.
Pembangunan Fasilitas DME dan Energi Terbarukan
Sebagai bagian dari kebijakan transisi energi, pemerintah turut menargetkan pembangunan fasilitas produksi Dimethyl Ether (DME) yang berfungsi sebagai alternatif pengganti elpiji (Liquefied Petroleum Gas/LPG). Namun, Bahlil belum merinci lokasi serta kapasitas produksi fasilitas DME ini.
Di samping itu, pemerintah juga berencana membangun pabrik panel surya untuk mendukung pemanfaatan energi terbarukan di Tanah Air. Langkah ini sejalan dengan target net zero emission yang telah dicanangkan.
Hilirisasi Industri: Perikanan, Perkebunan, dan Tambang
Selain sektor energi, pemerintah akan mempercepat hilirisasi di sektor:
- Perikanan: Meningkatkan pengolahan hasil laut untuk ekspor.
- Perkebunan: Pengolahan komoditas seperti kelapa sawit dan kakao.
- Kehutanan: Pemanfaatan hasil hutan secara berkelanjutan.
- Pertambangan: Hilirisasi bauksit, nikel, timah, serta pasir kuarsa yang kini ditetapkan sebagai mineral kritikal.
Danantara Siap Dukung Pendanaan Proyek Strategis
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) akan menjadi sumber pendanaan utama bagi proyek-proyek strategis tersebut. Namun, setiap proyek harus melalui evaluasi ketat terkait:
- Potensi return investasi
- Pengurangan impor energi
- Penciptaan lapangan kerja
“Kami masih melakukan perhitungan secara menyeluruh. Prinsipnya, proyek yang masuk ke Danantara harus matang dalam aspek perizinan, pertanahan, dan persyaratan lintas kementerian,” ujar Rosan pada Senin (10/3).
Investasi VinFast di Indonesia
Di sisi lain, Rosan juga mengonfirmasi rencana investasi VinFast, produsen otomotif asal Vietnam, di Indonesia. VinFast berencana membangun pabrik sebagai bagian dari ekspansi global mereka.
“Mereka sangat serius. Kami sedang bekerja sama untuk menentukan lokasi terbaik bagi investasi ini. Fokus utama VinFast adalah ekspor, dan kami berharap ini dapat meningkatkan daya saing industri otomotif nasional,” jelas Rosan.
Pemerintah berharap dengan adanya Danantara dan masuknya investasi asing, proyek-proyek strategis ini dapat berjalan dengan lancar serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.












