JAKARTA, BursaNusantara.com – Kebakaran yang melanda Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Unit 1 di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (8/5) pukul 21.40 WIB, tak memengaruhi pasokan listrik di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan sistem tetap beroperasi normal meski salah satu unit pembangkit harus dimatikan.
Investigasi Penyebab dan Respons Cepat Tim Darurat
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan langsung mengerahkan Tim Inspektur Ketenagalistrikan untuk melakukan investigasi menyeluruh.
Langkah ini diambil sebagai bentuk mitigasi dan pencegahan terhadap kejadian serupa.
Baca Juga: Harga Batu Bara Terjun Bebas di Tengah Perang Dagang AS-China, Bagaimana Nasib Industri?
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu, menegaskan bahwa investigasi ini menjadi dasar untuk memperkuat sistem keselamatan operasional di pembangkit.
Sambaran Petir Diduga Jadi Pemicu Kebakaran
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dalam laporan resminya mengungkapkan bahwa indikasi awal penyebab kebakaran adalah sambaran petir dengan intensitas tinggi.
Ledakan lokal yang terjadi di salah satu bagian fasilitas menjadi titik awal kebakaran. Berkat kecepatan dan kesiapan tim lapangan, api berhasil dipadamkan dalam waktu kurang dari dua jam.
Insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. Seluruh personel selamat dan protokol tanggap darurat dijalankan dengan efektif.
Baca Juga: Proyek PLTU Baru China Jadi Angin Segar Bagi Ekspor Batubara RI
Pasokan Listrik Sumbagut Tetap Stabil
Meski PLTU Unit 1 dipadamkan dan pasokan daya cadangan berkurang 70 MW, subsistem Sumbagut tetap stabil dan tidak mengalami gangguan distribusi.
Hal ini menunjukkan kemampuan sistem kelistrikan regional dalam menyerap gangguan secara efisien.
Langkah Pemulihan dan Pemeriksaan Teknis
Pascakebakaran, area terdampak langsung dibersihkan. Tim teknis tengah menjalankan pemeriksaan menyeluruh pada komponen utama pembangkit, seperti boiler, turbin, generator, serta sistem kontrol dan proteksi. Langkah ini menjadi bagian dari verifikasi kelayakan operasional.
PLN IP juga telah menyusun rencana pemulihan bertahap, mulai dari pengujian sistem kelistrikan, penggantian komponen terdampak, hingga evaluasi akhir oleh pihak independen dan regulator.
Baca Juga: Rumor Akuisisi 45% Saham AADI, Harga Saham Bisa Melambung
Operasional Unit 1 diperkirakan kembali berjalan dalam beberapa minggu ke depan, tergantung hasil evaluasi teknis dan keselamatan.
Kinerja PLTU Labuhan Angin dan Posisi Strategisnya
PLTU Labuhan Angin yang berada di Desa Tapian Nauli I, Tapanuli Tengah, telah menjadi andalan pasokan energi listrik di Sumatera bagian utara selama 15 tahun. Pembangkit ini diresmikan pada 28 Januari 2010 dan memiliki kapasitas 2×115 MW.
Operasionalnya dikelola oleh PT PLN Indonesia Power Services, anak usaha dari PT PLN Indonesia Power, yang merupakan subholding dari PT PLN (Persero).
Baca Juga: Janji Setop Batubara, China Malah Bangun PLTU Baru di RI
Posisi strategis PLTU ini menjadikannya aset penting dalam mendukung keandalan listrik di kawasan utara Sumatera.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan teknis dan sistem pengamanan menyeluruh untuk memastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga dalam situasi darurat sekalipun.