JAKARTA, BursaNusantara.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto menunjukkan optimisme tinggi untuk segera memulai pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall/GSW), meski nilainya mencapai Rp 1.300 triliun dan menuai kritik dari kalangan ekonom.
Dalam forum International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, Prabowo menyampaikan bahwa proyek sepanjang 500 km dari Banten hingga Gresik ini tetap akan dijalankan demi keamanan wilayah pesisir.
GSW Disiapkan sebagai Proyek Jangka Panjang Strategis
Prabowo menyebut proyek ini diperkirakan membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun pengerjaan. Ia membandingkannya dengan pepatah kuno bahwa perjalanan seribu kilometer dimulai dengan satu langkah.
“Tidak ada masalah, kita akan segera mulai itu,” ujar Prabowo dalam pidatonya pada Kamis (12/6).
Ia memproyeksikan kebutuhan dana mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.304 triliun dengan asumsi kurs Rp16.304. Pemerintah akan menyiapkan skema pembiayaan dan pelibatan investor.
Menurut Prabowo, pembangunan GSW penting dilakukan mengingat potensi bencana di wilayah pantai utara Jawa.
Ekonom Nilai APBN Berisiko Jika Proyek Dipaksakan
Namun di sisi lain, Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda memperingatkan bahwa proyek ini berpotensi menekan kondisi fiskal negara.
“Jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pembangunan IKN. Berat bagi APBN untuk membiayai proyek GSW ini,” jelas Nailul kepada KONTAN, Minggu (15/6).
Ia mengingatkan bahwa penerimaan negara saat ini sedang tidak dalam kondisi optimal. Jika proyek dipaksakan masuk APBN, dikhawatirkan terjadi lonjakan defisit dan utang negara.
Dampak Ekonomi Jangka Panjang Dianggap Tidak Signifikan
Nailul menilai, walaupun GSW bisa mendorong aktivitas ekonomi di awal, dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi relatif terbatas.
“Setelah berhasil berdiri, dampaknya terhadap perekonomian tidak akan terlalu besar,” ujarnya.
Ia menyarankan pemerintah mempertimbangkan opsi lain yang lebih efisien untuk mitigasi bencana pesisir, seperti pendekatan ekosistem atau teknologi adaptif.
Dilema Investor: Berebut dengan IKN
Nailul juga menyoroti potensi sulitnya menarik investor karena proyek GSW bersaing langsung dengan proyek IKN yang juga sangat membutuhkan pendanaan swasta.
“Saya rasa dengan ketidakpastian jaminan dari pemerintah, nasibnya bisa sama seperti IKN. Project ini juga berebut investor,” pungkasnya.
Menurutnya, investor akan berhitung secara realistis tentang potensi keuntungan, terutama jika skema pendanaan dan garansi pemerintah belum jelas.