JAKARTA, Bursa Nusantara Official – Industri asuransi jiwa di Indonesia mencatat perubahan signifikan dalam pola distribusi premi per kuartal III/2024. Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan, penerimaan premi dari kanal distribusi pialang asuransi atau broker mengalami penurunan sebesar 24% year-on-year (yoy) menjadi Rp2,71 triliun. Sebaliknya, kanal e-commerce justru mencatat kenaikan sebesar 36,1% yoy dengan total premi mencapai Rp0,13 triliun.
Kanal Digital Belum Dominan, Pialang Masih Relevan
Menurut Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI, Fauzi Arfan, meskipun kanal e-commerce menunjukkan pertumbuhan signifikan, ini tidak dapat dianggap sebagai peralihan besar-besaran dari perusahaan asuransi jiwa ke kanal digital.
“Perubahan ini lebih mencerminkan dinamika pasar, termasuk preferensi konsumen, adaptasi teknologi oleh perusahaan, dan keunikan produk yang dijual di masing-masing kanal,” jelas Fauzi pada Selasa (5/12/2024).
Fauzi menegaskan bahwa pialang asuransi tetap memegang peran strategis, terutama untuk produk yang kompleks dan memerlukan konsultasi mendalam. Sebaliknya, kanal digital seperti e-commerce cenderung lebih fokus pada efisiensi dan menawarkan produk dengan karakteristik sederhana.
Prospek Positif Bagi Pialang Asuransi
Terlepas dari penurunan ini, pialang asuransi tetap relevan sebagai mitra strategis, khususnya dalam distribusi produk asuransi jiwa yang kompleks. Fauzi menambahkan bahwa peran ini akan semakin penting di tengah tantangan seperti penerapan regulasi baru PSAK-117 dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan perlindungan finansial.
“Prospek pialang asuransi ke depan tetap positif, terutama dengan kebutuhan layanan konsultasi di tengah kompleksitas regulasi,” kata Fauzi.
Pendapatan Premi Asuransi Jiwa: Fokus pada Bancassurance dan Keagenan
Secara keseluruhan, industri asuransi jiwa mencatat total pendapatan premi sebesar Rp132,27 triliun per kuartal III/2024, atau tumbuh tipis 0,2% yoy. Dari angka tersebut, dua kanal distribusi terbesar adalah:
- Bancassurance: Rp57,70 triliun
- Keagenan: Rp42,99 triliun
Kedua kanal ini masih mendominasi distribusi premi asuransi jiwa di Indonesia, mencerminkan preferensi pasar yang tetap stabil.
Tren Digitalisasi di Industri Asuransi
Meskipun pialang asuransi masih relevan, kenaikan penerimaan premi dari kanal digital menandakan adanya potensi besar bagi industri asuransi dalam memanfaatkan teknologi. Kanal e-commerce, yang tumbuh 36,1%, menunjukkan daya tariknya bagi konsumen yang menginginkan kemudahan akses dan proses transaksi yang cepat.
Namun, Fauzi menegaskan bahwa digitalisasi tidak sepenuhnya menggantikan kanal tradisional, melainkan menjadi pelengkap dalam menghadirkan pilihan kepada konsumen.
Perubahan pola distribusi premi di industri asuransi jiwa mencerminkan dinamika yang kompleks, baik dari sisi preferensi konsumen maupun adaptasi teknologi. Meskipun kanal e-commerce menunjukkan pertumbuhan pesat, pialang asuransi tetap memegang peran strategis dalam menghadirkan layanan personalisasi dan konsultasi, terutama untuk produk yang lebih rumit.
Dengan tantangan regulasi dan persaingan pasar, industri asuransi jiwa di Indonesia masih memiliki prospek yang menjanjikan di berbagai kanal distribusi.