JAKARTA, BursaNusantara.com – PT RMK Energy Tbk (RMKE) menunjukkan daya tahan bisnis yang kuat di tengah penurunan pendapatan pada kuartal pertama 2025.
Emiten jasa logistik batubara ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp52,51 miliar, tumbuh 17,81% secara tahunan (YoY) dari sebelumnya Rp44,57 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Capaian positif ini diraih meski pendapatan perusahaan anjlok 42,50% YoY, dari Rp585,85 miliar menjadi hanya Rp336,84 miliar.
Penyusutan pendapatan utamanya disebabkan oleh penurunan drastis pada penjualan batubara yang turun 63,81% menjadi Rp165,84 miliar.
Baca Juga: RMK Energy Targetkan Pendapatan Rp 3,9 Triliun di 2025
Segmen Jasa Jadi Penopang Pertumbuhan
Di tengah penurunan penjualan batubara, pendapatan dari segmen jasa justru mencatat pertumbuhan signifikan. Pada tiga bulan pertama 2025, segmen ini menyumbang Rp170,99 miliar, meningkat 34% YoY dari Rp127,60 miliar.
Direktur Utama RMK Energy, Vincent Saputra, menjelaskan bahwa peningkatan laba bersih perusahaan didorong oleh performa solid dari segmen jasa batubara.
Laba dari segmen ini melonjak 89,8% menjadi Rp70,2 miliar dengan margin laba kotor yang membesar dari 29% menjadi 41,1%.
Baca Juga: Analisa Strategi Baru Bisnis Agung Sedayu dan Grup Salim
Kontribusi laba kotor dari jasa tercatat mencapai 83% terhadap total laba perusahaan. “Pencapaian ini mencerminkan strategi RMKE dalam meningkatkan efisiensi dan memperkuat lini jasa batubara sebagai pilar utama profitabilitas,” jelas Vincent.
Baca Juga: RMKE Genjot Volume Jasa Batubara 11,2 Juta Ton di 2025
Fokus pada Integrasi Hulu-Hilir dan Ekspansi Pelanggan
Untuk memperkuat posisi di sektor logistik energi, RMKE akan terus memperluas kapasitas jasa dengan pendekatan hulu ke hilir.
Tahun ini, RMKE menjalin kerja sama baru dengan dua perusahaan tambang pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP), yakni PT Wiraduta Sejahtera Langgeng (WSL) dan PT Duta Bara Utama (DBU).
Sebagai bagian dari strategi integrasi, RMKE segera mengoperasikan jalan khusus hauling road. Infrastruktur ini diproyeksikan menjadi solusi strategis atas hambatan distribusi logistik di wilayah Sumatera Selatan.
“Kami optimistis hauling road baru akan membuka akses ke tambang-tambang potensial dan meningkatkan efisiensi distribusi,” ujar Vincent.
Baca Juga: Harga Beras Dunia Turun Drastis, Kebijakan RI Jadi Pemicu
Kinerja Operasional dan Target Ambisius 2025
Secara operasional, RMKE mencatat peningkatan aktivitas distribusi. Hingga Maret 2025, sebanyak 2 juta metrik ton batubara telah dimuat ke 259 kapal, naik 25% dari 1,6 juta metrik ton pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, volume penjualan batubara turun drastis 61,71% YoY menjadi 270.383 metrik ton. Harga jual rata-rata batubara juga menurun 5,30% menjadi Rp613.307 per ton.
Direktur RMK Energy, Sugiyanto, menyebut penurunan volume penjualan terjadi akibat curah hujan tinggi yang menghambat aktivitas tambang. “Banyak lokasi tambang tergenang air dan sulit diakses,” jelasnya.
Meski demikian, RMKE tetap memasang target agresif untuk 2025, yakni memuat 11,2 juta metrik ton batubara dari segmen jasa dan menjual 3,8 juta metrik ton batubara dari tambang in-house maupun pihak ketiga.
Baca Juga: Harga Tembaga Berpotensi Naik, JP Morgan Prediksi Tembus US$ 11.000 per Ton
Investasi Infrastruktur untuk Dukung Pertumbuhan
RMKE mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp330 miliar tahun ini untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan efisiensi operasional. Hingga akhir kuartal I-2025, realisasi capex baru mencapai Rp58,2 miliar.
Dengan strategi jangka panjang yang solid, RMKE menegaskan komitmennya untuk tumbuh berkelanjutan dan tetap adaptif dalam menghadapi dinamika pasar energi global.
Baca Juga: PTBA Raup Laba Rp 391 Miliar Meski Harga Batubara Turun
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi