JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Kabar mengejutkan mengguncang pasar modal Indonesia. Beredar rumor bahwa seorang investor besar tengah mengincar 40-45% saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), perusahaan batu bara termal terbesar kedua di Tanah Air.
Jika akuisisi ini terjadi, posisi investor tersebut akan sejajar dengan pemegang saham pengendali, Adaro Strategic. Berita ini menjadi angin segar bagi para pemegang saham AADI.
Dalam catatan Sucor Sekuritas yang dikutip pada Kamis (16/1/2025), disebutkan bahwa Beckett, nama yang santer dikaitkan dengan rumor ini, diyakini sebagai pihak yang berminat pada saham AADI.
“Dari rumor yang beredar, Beckett mengincar saham AADI, sehingga menjadi angin buritan saham ini,” tulis Sucor Sekuritas. Tak heran, kabar ini memicu spekulasi tentang lonjakan harga saham AADI di masa mendatang.
Katalis Positif Saham AADI
Selain isu akuisisi, Sucor Sekuritas juga menyoroti beberapa katalis positif yang berpotensi mendongkrak kinerja saham AADI. Salah satunya adalah rencana pengurangan royalti batu bara yang berkisar antara 5-9%. Jika terealisasi, langkah ini diperkirakan dapat meningkatkan laba bersih AADI sebesar 15-27% dari skenario dasar.
Selain itu, harga energi global diproyeksikan naik seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik. Disrupsi pasokan energi dari Rusia dan Timur Tengah turut memberikan sentimen positif bagi saham di sektor energi, termasuk AADI. Dengan faktor-faktor ini, AADI dianggap sebagai salah satu saham yang menarik untuk dimiliki dalam portofolio investasi.
Valuasi Menarik dan Potensi Dividen Tinggi
Valuasi saham AADI saat ini dianggap sangat atraktif. Dengan Price to Earnings Ratio (PER) tahun 2025 hanya 4,8 kali, saham ini terbilang murah dibandingkan rata-rata sektor. Selain itu, imbal hasil dividen AADI diproyeksikan mencapai 12%, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari keuntungan stabil di tengah volatilitas pasar.
Target harga saham AADI juga mencuri perhatian. Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi “buy” dengan target harga Rp 30.100 per saham. Angka ini menjanjikan potensi kenaikan hingga 242% dari harga saat ini yang berada di level Rp 8.800. Sebagai pembanding, Macquarie juga optimistis terhadap AADI dengan memberikan rekomendasi “outperform” dan target harga Rp 10.000 per saham.
Dengan katalis positif seperti potensi pengurangan royalti, kenaikan harga energi global, dan valuasi saham yang murah, AADI menjadi salah satu saham yang paling menarik di sektor batu bara. Jika rumor akuisisi oleh Beckett benar-benar terealisasi, bukan tidak mungkin harga saham AADI akan mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan berita ini guna mengambil keputusan investasi yang tepat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru