JAKARTA, BursaNusantara.com – Nilai tukar rupiah tergelincir tipis pada awal pekan ini, menghentikan tren penguatan empat hari berturut-turut.
Di pasar spot, rupiah ditutup pada posisi Rp16.455 per dolar AS, melemah 0,10% dibandingkan level akhir pekan lalu di Rp16.438.
Tekanan terhadap rupiah tak lepas dari data pertumbuhan ekonomi domestik yang kurang menggembirakan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDB Indonesia pada kuartal I-2025 hanya tumbuh 4,87% secara tahunan.
Ini menjadi level terlemah sejak kuartal III-2021 dan lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 5,02%.
Gejolak Regional Perkuat Mata Uang Asia
Sementara itu, dinamika di kawasan Asia menunjukkan tren sebaliknya. Dolar Taiwan melonjak lebih dari 3% ke level 29,654 per dolar AS, memperpanjang reli signifikan dari hari sebelumnya.
Lonjakan ini menjadi tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir dan memicu spekulasi pasar tentang strategi kebijakan mata uang regional.
Sejumlah analis menilai langkah tersebut bisa jadi merupakan respons halus terhadap tekanan dari Amerika Serikat, kendati bank sentral Taiwan menyangkal hal tersebut secara resmi.
Dolar AS Tertekan, Yuan dan Yen Menguat
Yuan China juga menguat ke posisi tertinggi dalam enam bulan di 7,1879 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah ekspektasi pasar bahwa Beijing mulai membuka ruang negosiasi dagang dengan Washington.
Dari sisi makroekonomi global, Presiden AS Donald Trump kembali mendorong penurunan suku bunga acuan The Fed.
Namun, ekspektasi pasar kini hanya mencatatkan peluang 37% penurunan suku bunga pada Juni, jauh menurun dibandingkan 64% sebulan lalu.
Indeks dolar pun melemah 0,2% ke 99,635, sementara euro menguat 0,4% dan yen Jepang menguat 0,6% di tengah pelemahan harga minyak yang mendukung neraca perdagangan Negeri Sakura.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi