JAKARTA, bursa.nusantaraofficial.com – Pergerakan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) pada akhir November 2024 memberikan kejutan bagi para investor. Setelah anjlok drastis pada hari ex-dividen, saham emiten batu bara ini justru mengalami rebound signifikan dalam beberapa hari berikutnya. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: siapa yang sebenarnya diuntungkan dari volatilitas harga saham ADRO?
Anjlok Drastis, Lalu Naik Tajam
Pada tanggal 28 November 2024, Saham ADRO ditutup dengan penurunan sebesar 24,80%, menyentuh batas auto reject bawah (ARB). Penurunan tajam ini terjadi setelah perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham. Namun, yang mengejutkan adalah pada sesi I perdagangan 2 Desember 2024, saham ADRO berhasil rebound hingga 11,54%.
Volume Transaksi Mengalir Deras
Di balik volatilitas harga saham ADRO, terdapat volume transaksi yang sangat tinggi. Pada tanggal 29 November 2024, saat harga saham berada di level terendah, tercatat volume transaksi mencapai 1,05 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,2 triliun. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa broker Ciptadana Sekuritas Asia menjadi pembeli bersih terbesar pada hari tersebut, dengan nilai pembelian mencapai Rp 739,8 miliar.
Siapa yang Untung?
Aktivitas pembelian besar-besaran oleh institusi seperti Ciptadana Sekuritas Asia mengindikasikan adanya keyakinan terhadap prospek jangka panjang saham ADRO. Meskipun harga saham sempat anjlok, para pelaku pasar institusi justru melihat peluang untuk mengakumulasi saham dengan harga yang lebih murah.
Analisis Prospek ADRO
Mandiri Sekuritas dalam laporannya memberikan pandangan positif terhadap saham ADRO. Keputusan perusahaan untuk memisahkan bisnis batu bara termal dinilai sebagai langkah strategis yang akan membuka peluang pertumbuhan baru di sektor energi hijau. Meskipun dalam jangka pendek harga saham mengalami tekanan, Mandiri Sekuritas memperkirakan harga saham ADRO akan pulih dan mencapai target harga Rp 3.250.
Volatilitas harga saham ADRO pada akhir November 2024 memberikan pelajaran berharga bagi para investor. Meskipun penurunan harga saham dapat memicu kepanikan, namun bagi investor yang memiliki pandangan jangka panjang dan melakukan analisis yang cermat, kondisi seperti ini justru dapat menjadi peluang untuk mengakumulasi saham berkualitas dengan harga yang menarik.