Geser kebawah untuk baca artikel
PasarSaham

Saham Antam (ANTM) Melonjak 5,38%, Sinergi Freeport Pacu Kinerja?

×

Saham Antam (ANTM) Melonjak 5,38%, Sinergi Freeport Pacu Kinerja?

Sebarkan artikel ini
saham antam (antm) melonjak 5,38%, sinergi freeport pacu kinerja kompres
Saham Antam (ANTM) naik 5,38% setelah sinergi emas dengan Freeport. Simak rekomendasi beli dari analis dan prospek bisnis nikel 2025!

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi sorotan pasar setelah sahamnya meroket 5,38% ke level Rp1.470 pada perdagangan Kamis (13/2/2025).

Kenaikan ini didorong oleh pengiriman perdana emas batangan dari Freeport Indonesia (PTFI) ke Antam senilai Rp207 miliar, serta rekomendasi beli dari analis dengan target harga optimistis.

Sebanyak 90,55 juta saham ditransaksikan, mencatatkan nilai perdagangan Rp130,27 miliar, dengan asing melakukan net buy Rp47,9 miliar.

Sentimen Positif dari Kolaborasi Emas Freeport-Antam

Pengiriman perdana 125 kilogram emas batangan kadar 99,99% dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke Antam di Pulogadung menjadi katalis utama kenaikan saham.

Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menegaskan sinergi ini merupakan bagian dari strategi memperkuat bisnis logam mulia dan mengurangi ketergantungan impor.

“Kerja sama ini tidak hanya memenuhi kebutuhan investasi emas masyarakat, tetapi juga mendukung penguatan rantai pasok domestik,” ujar Nico dalam keterangan resmi, Rabu (12/2/2025).

Kolaborasi ini dinilai strategis mengingat segmen emas Antam menyumbang 80% total pendapatan pada 2024, dengan penjualan domestik mencapai rekor 1,4 juta ons (+68% yoy).

Analis Rekomendasikan Beli, Target Rp1.900

Mandiri Sekuritas memberikan sinyal beli untuk ANTM dengan target harga Rp1.490 (stop loss Rp1.455) pada perdagangan 14 Februari, menyebut formasi marubozu sebagai indikator bullish.

Sementara RHB Sekuritas lebih optimis, menaikkan target harga dari Rp1.800 menjadi Rp1.900.

“Peningkatan utilisasi bijih nikel dan stabilitas margin emas menjadi pendorong utama,” tulis RHB dalam riset terbaru. Analis juga memproyeksikan kenaikan volume produksi bijih nikel hingga 20 juta ton per tahun dalam tiga tahun ke depan, didukung kebijakan pemerintah dan kelangkaan pasokan global.

Kinerja 2024: Emas Jadi Penyelamat, Nikel Tersendat

Laporan kinerja Antam 2024 menunjukkan polarisasi hasil:

  • Emas: Penjualan domestik 1,4 juta ons (+68% yoy), margin stabil di 6-7%.
  • Nikel: Produksi feronikel turun 3% yoy ke 19.452 ton, penjualan bijih nikel merosot 29% ke 8,4 juta ton.
  • Alumina: Penjualan naik 21% yoy ke 177.178 ton, menunjukkan diversifikasi yang positif.

Meski segmen emas menjadi andalan, RHB memprediksi sedikit pelemahan volume pada 2025 akibat basis tinggi tahun sebelumnya. Namun, margin diyakini tetap terjaga berkat efisiensi operasional.

Prospek 2025: Fokus Ekspansi Nikel & Kendala Regulasi

Antam berencana meningkatkan produksi bijih nikel hingga 20 juta ton per tahun, memanfaatkan permintaan smelter domestik dan kebijakan ekspor Filipina yang diperketat. Langkah ini sejalan dengan proyeksi kenaikan harga bijih nikel global akibat defisit pasokan.

Namun, tantangan non-operasional mengintai:

  1. Volatilitas Nilai Tukar: Fluktuasi USD/IDP dapat memengaruhi biaya produksi.
  2. Potensi Kenaikan Royalti: Regulasi baru sektor tambang berisiko menekan margin.
  3. Kompetisi Emas Lokal: Maraknya platform investasi emas digital berpotensi menggerus pangsa pasar.

Risiko & Peluang bagi Investor

  • Peluang:
    • Rasio PBV ANTM masih rendah di 0,8x vs rata-rata sektor 1,5x.
    • Kebijakan simpanan devisa ekspor dalam negeri mendukung likuiditas.
  • Risiko:
    • Penurunan harga komoditas global dapat mengurangi profitabilitas.
    • Proses perizinan tambang yang lambat menghambat ekspansi.

Penutup: Apakah Momentum ANTM Berkelanjutan?

Lonjakan saham Antam mencerminkan optimisme pasar terhadap sinergi emas dengan Freeport dan prospek bijih nikel. Meski segmen emas diperkirakan melambat, fokus pada peningkatan produksi nikel dan efisiensi operasional bisa menjadi penyeimbang.

Rekomendasi beli dari analis dengan target Rp1.900 (+29% dari harga saat ini) menawarkan potensi upside menarik, terutama bagi investor yang yakin pada transformasi strategis direksi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru