JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami tren penurunan hingga Februari 2025. Namun, di tengah pelemahan tersebut, beberapa emiten tetap menawarkan dividen dengan yield menarik, bahkan lebih tinggi dibandingkan bunga deposito perbankan. Salah satunya adalah PT Astra International Tbk (ASII), yang mengusulkan dividen final sebesar Rp 308 per saham untuk tahun buku 2024.
Saham Blue Chip dan Dividen Astra International
Saham blue chip merupakan saham unggulan yang memiliki kapitalisasi pasar besar serta rekam jejak kuat di pasar modal. Saham-saham ini umumnya masuk dalam indeks utama seperti LQ45.
ASII, sebagai salah satu saham dalam indeks LQ45, berencana membagikan dividen final yang akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2025. Sebelumnya, pada Oktober 2024, ASII telah membagikan dividen interim sebesar Rp 98 per saham. Dengan demikian, total dividen yang diusulkan untuk tahun buku 2024 mencapai Rp 408 per saham, dengan rasio pembayaran dividen sebesar 48%.
“Rasio pembayaran dividen ini mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang lebih stabil, setelah adanya distribusi dividen lebih tinggi pada 2022 dan 2023,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangannya, Kamis (27/2).
Performa Saham ASII dan Yield Dividen
Pada perdagangan Jumat (28/2/2025), harga saham ASII ditutup di level Rp 4.530, turun 60 poin atau 1,31% dibandingkan sehari sebelumnya. Sepanjang 2025, saham ASII telah melemah sebesar 420 poin atau sekitar 8,48%. Dalam satu tahun terakhir, saham ASII telah turun 670 poin atau 12,88%.
Dengan harga saham saat ini, yield dividen ASII mencapai 6,8%, yang lebih tinggi dibandingkan tingkat bunga deposito bank umum yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 4,25%. Hal ini menjadikan saham ASII tetap menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen.
Kinerja Keuangan ASII Tetap Solid
Meskipun harga saham mengalami tekanan, Astra International mencatatkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun 2024. Perusahaan berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 330,09 triliun, meningkat 4,53% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 316,57 triliun.
Djony Bunarto Tjondro menyatakan bahwa Grup Astra memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang positif, didukung oleh fundamental keuangan yang kuat.
“Kami berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi ketidakpastian jangka pendek dan tetap fokus pada investasi guna memperkuat bisnis inti serta mengeksplorasi peluang baru demi pertumbuhan jangka menengah dan panjang,” ujar Djony.
Dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi dan kinerja keuangan yang tangguh, ASII tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mengincar stabilitas serta imbal hasil dividen yang kompetitif di tengah dinamika pasar saham.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.