Geser Kebawah
PasarSaham

Saham BUVA Meledak 136% Saat IHSG Lesu, Spekulasi Ritel?

41
×

Saham BUVA Meledak 136% Saat IHSG Lesu, Spekulasi Ritel?

Sebarkan artikel ini
Saham BUVA Meledak 136% Saat IHSG Lesu, Spekulasi Ritel
IHSG turun tipis 0,08% sepekan, tapi saham BUVA melonjak 136%. Lonjakan ini memicu spekulasi baru sektor hotel di tengah lesunya pergerakan indeks.

Euforia BUVA Jadi Kontras Tajam di Tengah Lesunya IHSG

JAKARTA, BursaNusantara.com – Kinerja pasar saham Indonesia pekan lalu menghadirkan kontras tajam antara stagnasi indeks dan ledakan harga saham tertentu.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 0,08%, tetapi saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) justru mencetak lonjakan hingga 136,36% dalam sepekan.

Sponsor
Iklan

Reli BUVA ini terjadi saat IHSG ditutup melemah dari 7.543,503 ke 7.537,768 pada Jumat (1/8/2025), mencerminkan lemahnya minat pelaku pasar terhadap indeks.

Namun, kondisi itu tidak berlaku bagi saham-saham kecil seperti BUVA yang mendadak menjadi ladang spekulasi para investor ritel.

BUVA melonjak dari Rp133 menjadi Rp260 dalam lima hari tanpa dukungan fundamental baru, hanya dibekali wacana aksi korporasi.

Investor Ritel Serbu BUVA Saat IHSG Sideways

Spekulasi atas saham BUVA menguat sejak awal pekan, jauh sebelum manajemen merilis keterbukaan informasi terkait HMETD.

Kenaikan terbesar terjadi pada Kamis (31/7/2025), ketika harga BUVA melonjak dari Rp194 ke Rp260 hanya dalam satu sesi.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa pasar sedang mengalami pergeseran perhatian dari saham big-cap ke saham berbasis narasi.

Sektor perhotelan yang sebelumnya stagnan kini menjadi ruang spekulasi baru bagi pelaku pasar ritel yang mengincar potensi capital gain cepat.

Meskipun IHSG lesu, investor justru aktif memburu saham-saham dengan potensi cerita pertumbuhan, bukan sekadar kinerja historis.

HMETD Jadi Bahan Bakar, Bukan Tujuan Investasi

BUVA akan menerbitkan maksimal 4,8 miliar saham baru atau 23,31% dari total saham beredar melalui skema HMETD.

Dana hasil aksi ini rencananya digunakan untuk investasi strategis, termasuk pengembangan properti Alila Villas Uluwatu di Bali.

Pengembangan dilakukan melalui akuisisi 55% saham PT Bukit Permai Properti yang memiliki lahan 19,3 ha di kawasan premium Uluwatu.

Manajemen menyatakan bahwa pergerakan saham BUVA mencerminkan reaksi pasar terhadap keterbukaan informasi HMETD.

Namun di sisi lain, pelaku pasar melihat aksi ini sebagai narasi pertumbuhan, bukan sekadar aksi keuangan teknis.

Saham Tidur yang Bangkit Karena Sentimen Cerita

BUVA selama ini dikenal sebagai emiten “tidur panjang” sejak pandemi, dengan aktivitas minim di papan pengembangan.

Namun aksi korporasi yang diumumkan lewat public expose insidental pada 1 Agustus 2025 menjadi titik balik sentimen.

Investor ritel melihat peluang baru untuk berspekulasi pada saham hotel yang sebelumnya luput dari radar institusi.

Reli BUVA menjadi simbol euforia ritel yang digerakkan oleh narasi, bukan kinerja laporan keuangan terkini.

Kondisi ini menjadi pengingat bahwa saham dengan likuiditas rendah bisa melonjak tajam hanya dengan satu katalis naratif.

Risiko Volatilitas Masih Mengintai Pasca Euforia

Meski BUVA menjadi top gainer pekan lalu, reli cepat juga membawa risiko tinggi bagi investor baru yang masuk di harga puncak.

Aksi rights issue berpotensi menimbulkan dilusi jika tidak diimbangi dengan kenaikan kinerja bisnis setelah ekspansi.

Selain itu, belum ada kejelasan teknis mengenai harga pelaksanaan, jadwal eksekusi, maupun kepastian realisasi proyek.

Investor ritel perlu mencermati bahwa reli semacam ini bisa berubah arah secepat ia datang, apalagi tanpa dukungan fundamental.

Pekan ini akan menjadi ujian apakah euforia BUVA bertahan, atau sekadar fenomena musiman dalam pasar yang mulai lesu.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan