JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Sektor minyak dan gas (migas) menghadapi tantangan baru pada tahun ini. Dengan proyeksi harga minyak mentah turun menjadi USD 75/barel pada 2025 dan USD 72/barel pada 2026, peringkat sektor ini diturunkan menjadi netral oleh BRI Danareksa Sekuritas. Namun, saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) muncul sebagai favorit baru, menggeser PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Surplus Minyak pada 2025
Menurut laporan bulanan International Energy Agency (IEA), permintaan minyak global diperkirakan tumbuh sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 103,9 juta barel per hari pada 2025, terutama didorong oleh pemulihan ekonomi di India dan langkah-langkah stimulus di China. Di sisi lain, pasokan minyak diperkirakan naik sebesar 1,9 juta barel per hari menjadi 104,8 juta barel per hari, menciptakan surplus sebesar 900 ribu barel per hari.
Surplus ini didorong oleh:
- Lemahnya konsumsi minyak di China.
- Peningkatan pasokan OPEC+ mulai April 2025.
- Lonjakan produksi minyak AS seiring agenda Trump untuk menurunkan biaya energi.
Proyek Migas Nasional: Peluang dan Tantangan
Di dalam negeri, sektor migas berupaya menarik investasi dengan penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2024 yang menyederhanakan persyaratan proyek migas dan meningkatkan porsi gross split bagi kontraktor. Selain itu, SKK Migas menargetkan produksi sebesar 1 juta barel per hari pada 2030 melalui 15 proyek hulu migas baru yang mulai beroperasi tahun ini dengan potensi produksi 191 ribu barel per hari.
Rekomendasi Saham: WINS Unggul di Tengah Tantangan
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya dan Naura Reyhan Muchlis, menyatakan bahwa saham Wintermar Offshore Marine (WINS) lebih menarik dibandingkan Medco Energi Internasional (MEDC).
Wintermar (WINS) mendapat rekomendasi beli dengan target harga baru sebesar Rp 610. Peningkatan ini didukung oleh potensi peningkatan utilisasi kapal akibat naiknya permintaan eksplorasi migas.
Sebaliknya, Medco (MEDC) menghadapi tekanan karena stagnasi produksi dan penurunan kontribusi dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang diproyeksikan berdampak negatif pada laba tahun ini. Target harga MEDC diturunkan menjadi Rp 1.400, namun tetap mendapat rekomendasi beli.
Strategi Investasi di Sektor Migas
Dengan situasi pasar yang dipengaruhi surplus minyak global, investor perlu mencermati peluang pada perusahaan yang fokus pada layanan eksplorasi, seperti WINS. Langkah efisiensi dan penguatan regulasi di Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi sektor ini.
Namun, penurunan harga minyak global bisa menjadi tantangan bagi perusahaan seperti Medco, yang bergantung pada harga minyak tinggi untuk mendorong profitabilitas.
Bagi investor, tahun 2025 menawarkan peluang besar di sektor migas, khususnya pada perusahaan yang mampu memanfaatkan peningkatan permintaan eksplorasi dan efisiensi operasional. Dengan rekomendasi beli pada WINS dan MEDC, saham migas tetap menarik untuk dipertimbangkan dalam portofolio investasi Anda.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.