Geser kebawah untuk baca artikel
Aksi KorporasiPasarSaham

Saham PANI Turun 14%, Aksi Korporasi Justru Jadi Magnet Investor

×

Saham PANI Turun 14%, Aksi Korporasi Justru Jadi Magnet Investor

Sebarkan artikel ini
saham pani turun 14%, aksi korporasi justru jadi magnet investor thumbnail
Saham PANI melemah 14,4% ke Rp 15.900, namun menarik minat net buy broker besar. Apa dampak aksi korporasi dan sentimen pasar? Simak analisisnya.

JAKARTA, Bursa Nusantara Official – Saham emiten properti raksasa PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) atau dikenal sebagai PIK2 mengalami koreksi tajam pada perdagangan Senin, 16 Desember 2024. Harga saham PANI turun drastis 14,4% ke level Rp 15.900 per saham. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya saham PANI sempat meroket ke harga tertinggi Rp 19.100 pada penutupan perdagangan 11 Desember 2024.

Dalam sesi perdagangan tersebut, volume transaksi saham PANI mencapai 37,06 juta lembar dengan frekuensi sebanyak 38.027 kali. Nilai transaksi saham pun tercatat menyentuh angka fantastis sebesar Rp 624,80 miliar. Meskipun anjlok, aksi beli besar-besaran langsung terjadi. Beberapa broker mencatatkan pembelian signifikan atau net buy. Stockbit Sekuritas menjadi yang terbesar dengan net buy senilai Rp 41,4 miliar, disusul UBS Sekuritas dengan net buy Rp 23,1 miliar, serta Ajaib Sekuritas sebesar Rp 20,3 miliar.

Volatilitas Saham PANI dan Respons Bursa Efek Indonesia

Koreksi tajam saham PANI menarik perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Pihak BEI meminta penjelasan resmi dari manajemen terkait lonjakan volatilitas harga saham PANI. Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada 16 Desember 2024, Sekretaris Perusahaan PANI, Christy Grassela, menyatakan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat.

“Perseroan belum memiliki rencana aksi korporasi yang dapat memengaruhi perdagangan saham dalam tiga bulan mendatang,” jelas Christy.

Namun, Christy mengungkapkan bahwa melalui entitas anak, PANI tengah mempersiapkan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana (IPO). Keterbukaan informasi terkait IPO tersebut telah dipublikasikan melalui prospektus ringkas di surat kabar pada 13 Desember 2024. Proses bookbuilding dijadwalkan berlangsung mulai 13 hingga 20 Desember 2024.

Anak usaha yang akan melantai di bursa tersebut adalah PT Bangun Kosambi Sukses (CBDK). CBDK berencana menawarkan hingga 566,89 juta saham baru dengan rentang harga antara Rp 3.000 hingga Rp 4.060 per saham. Rencana IPO ini menambah sentimen positif, sekaligus memicu aksi beli investor terhadap saham PANI meskipun di tengah tekanan koreksi.

Faktor Penyebab Penurunan Saham PANI

Equity Research Analyst, Felix Darmawan, menjelaskan bahwa penurunan harga saham PANI lebih disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) setelah sebelumnya mengalami lonjakan signifikan. Felix mencatat bahwa kenaikan saham PANI ke level Rp 19.100 beberapa waktu lalu mendorong investor untuk merealisasikan keuntungan.

“Jika kita lihat performa PANI selama beberapa pekan terakhir, kenaikannya sudah cukup tajam hingga menyentuh level tertinggi. Penurunan ini wajar sebagai bentuk aksi profit taking oleh investor yang ingin merealisasikan keuntungan,” ujar Felix saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (16/12/2024).

Felix juga menambahkan bahwa euforia investor terhadap rencana IPO anak usaha PANI, CBDK, turut berperan dalam sentimen positif saham PANI belakangan ini. “Rencana IPO CBDK menjadi katalis utama yang mendorong minat investor dalam beberapa pekan terakhir,” tambah Felix.

Dampak Kebijakan PPN Properti Mewah

Selain faktor internal, kebijakan pemerintah terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada barang mewah, termasuk properti mewah, turut memicu aksi jual saham PANI. Pemerintah berencana menaikkan PPN dari 11% menjadi 12% pada 2025, yang dinilai berdampak signifikan terhadap sektor properti kelas atas.

“Kenaikan PPN sebesar 1% ini cukup besar, terutama bagi sektor properti mewah. Insentif yang diberikan pemerintah untuk meredam dampaknya dinilai kurang efektif. Investor menilai bahwa kebijakan ini justru dapat menghambat penjualan properti mewah,” jelas Felix.

Felix menambahkan bahwa sentimen dari insentif PPN-BM Ditanggung Pemerintah hanya merupakan perpanjangan dari kebijakan sebelumnya. Menurutnya, pelaku pasar berharap adanya insentif yang lebih kuat untuk mendorong sektor properti.

“Insentif yang ada sudah di-priced-in oleh pasar, sehingga tidak memberikan efek signifikan terhadap saham-saham properti, termasuk PANI,” pungkasnya.

Prospek PANI dan Anak Usaha CBDK

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dikenal sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, dengan dukungan kuat dari Agung Sedayu Group dan Salim Group. Melalui proyek Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2), perusahaan berhasil menarik minat besar dari investor.

Dengan rencana IPO anak usaha Bangun Kosambi Sukses (CBDK), perseroan optimis dapat memperluas bisnisnya di sektor properti. Dana segar dari IPO akan digunakan untuk pengembangan proyek strategis, termasuk kawasan komersial dan residensial di PIK2.

“IPO CBDK diharapkan mampu menambah modal signifikan untuk ekspansi proyek-proyek strategis PIK2. Ini akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dalam jangka panjang,” tutup Felix.

Penurunan saham PANI sebesar 14,4% pada 16 Desember 2024 memicu aksi beli investor besar seperti Stockbit, UBS, dan Ajaib Sekuritas. Aksi profit taking, volatilitas pasar, serta kebijakan PPN menjadi faktor utama di balik koreksi saham ini. Namun, rencana IPO anak usaha PANI, CBDK, tetap menjadi katalis positif yang dinanti oleh investor.

Dengan prospek cerah di tengah tekanan pasar, saham PANI diprediksi masih menarik perhatian investor, terutama dengan dukungan proyek-proyek strategis yang digarap oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group.

Follow Channel Telegram Bursa Nusantara Official. Telegram Telegram