Pembukaan: Tren Positif di Bursa Saham Indonesia
Pasar saham Indonesia menunjukkan tren positif menjelang akhir tahun 2024. Dengan berbagai faktor penggerak ekonomi, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil naik ke level 7.167 pada pembukaan sesi kedua Januari 2025. Dalam diskusi terkini bersama Sulistina Prima Suci, Head of Investor Relation Mandiri Utama Sekuritas, kami mengulas saham-saham pilihan yang direkomendasikan untuk dibeli saat ini.
Empat saham unggulan dalam rekomendasi kali ini adalah GOTO, ANTM, BRMS, dan BREN. Setiap saham memiliki proyeksi teknikal dan fundamental yang menarik untuk tahun 2025. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Saham GOTO: Potensi Rebound dan Proyeksi Cerah 2025
Analisis Fundamental
Saham GOTO, salah satu andalan sektor teknologi, mencatat perbaikan signifikan dalam kinerja keuangannya. Meski masih merugi pada kuartal III 2024, kerugian berhasil berkurang hingga 50%. Tahun 2025 diharapkan menjadi momentum pemulihan, dengan proyeksi break-even point (BEP) yang semakin mendekat.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, saham GOTO telah confirm rebound pada level support jangka panjang di MA2. Dengan support di 67 dan resistance di 80, GOTO memberikan peluang aksi beli yang menarik. Target harga ini didukung oleh sinyal positif dari pergerakan teknikal yang mengindikasikan potensi penguatan lanjutan.
2. Saham ANTM: Sektor Barang Baku Tetap Menarik
Analisis Fundamental
Sebagai bagian dari sektor barang baku, ANTM mempertahankan daya tariknya di jangka pendek. Proyeksi kinerja full-year 2024 menunjukkan pertumbuhan solid, didukung oleh kenaikan harga komoditas global.
Analisis Teknikal
Saham ANTM menunjukkan pola double bottom dengan neckline di sekitar 1.630. Target jangka pendek berada di 1.650 dengan stop loss di 1.500. Pergerakan saham ini juga menampilkan rally yang stabil sejak 23 Desember 2024, mencerminkan potensi penguatan dalam waktu dekat.
3. Saham BRMS: Buy on Weakness di Sektor Konglomerasi
Analisis Fundamental
BRMS mencatatkan kinerja keuangan yang baik hingga kuartal III 2024. Sebagai bagian dari grup konglomerasi, saham ini menarik untuk buy on weakness, meski pada hari terakhir perdagangan mengalami koreksi sebesar 2%.
Analisis Teknikal
BRMS memiliki target harga di 460 dengan stop loss di 380. Sentimen positif dari kinerja perusahaan menjadi pendorong utama. Saham ini cocok untuk investor yang mencari peluang jangka menengah hingga panjang.
4. Saham BREN: Peluang Penutupan Gap
Analisis Fundamental
BREN, bagian dari sektor barang baku, memiliki fundamental yang kurang menonjol, tetapi menarik dari sisi teknikal. Kinerja perusahaan menunjukkan potensi penutupan gap yang terbentuk pada September 2024.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, BREN memiliki target harga di 10.700 dengan potensi penutupan gap di 10.200-10.700. Meskipun dividen yield-nya belum cukup menarik, momentum teknikal memberikan peluang bagi trader jangka pendek.
Ipo Anak Usaha PANI: Peluang Investasi Baru
Selain rekomendasi saham unggulan, Sulistina Prima Suci juga menyoroti IPO anak usaha PT Pantai Indah Kapuk 2, PT Bangun Kosambi Sukses (CBDK). Dengan harga final Rp4.060 per saham, IPO ini menunjukkan antusiasme tinggi dari investor. Dana yang diincar, sebesar Rp2,3 triliun, akan digunakan untuk proyek MICE dengan luas 18,5 hektar yang direncanakan beroperasi pada September 2025.
Kesimpulan: Peluang Investasi 2025
Saham-saham pilihan seperti GOTO, ANTM, BRMS, dan BREN menawarkan peluang menarik di tahun 2025. Dengan analisis teknikal yang kuat dan prospek fundamental yang menjanjikan, investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimalkan portofolio.
Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan investasi harus berdasarkan pertimbangan pribadi dan strategi keuangan masing-masing. Jangan lupa untuk terus memantau perkembangan pasar dan berita terkait untuk memastikan keputusan investasi yang tepat.
Disclaimer: Artikel ini hanya bertujuan untuk menyampaikan informasi terkini di pasar saham. Tidak ada ajakan atau rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Para pembaca diharapkan melakukan analisa sendiri atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di: