JAKARTA, BursaNusantara.com – Dua emiten besar sektor semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), kompak mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) sebagai bentuk kepercayaan atas fundamental perusahaan di tengah tekanan pasar saham 2025.
SMGR Targetkan Buyback Rp 300 Miliar
SMGR menyatakan rencana buyback senilai maksimal Rp 300 miliar akan dimulai pada 24 Mei 2025 dan berlangsung selama satu tahun hingga 23 Mei 2026.
Manajemen menilai harga saham saat ini belum mencerminkan nilai intrinsik perseroan yang sesungguhnya. Sejak awal tahun, saham SMGR terkoreksi 24,01% ke level Rp 2.500 per lembar pada penutupan 15 April 2025.
Baca Juga: Tantangan Berat Industri Semen: INTP dan SMGR Hadapi Persaingan Ketat
Aksi buyback ini juga menjadi bagian dari rencana strategis jangka panjang untuk mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan, direksi, komisaris, dan manajemen anak usaha. Hal ini bertujuan meningkatkan engagement internal terhadap kinerja berkelanjutan.
Persetujuan aksi buyback akan dimintakan dalam RUPS yang dijadwalkan pada 23 Mei mendatang. Dana buyback sepenuhnya bersumber dari kas internal.
Efisiensi Tanpa Ganggu Operasional
Manajemen SMGR menegaskan pelaksanaan buyback tidak akan mengganggu kegiatan operasional maupun pengembangan bisnis perseroan.
Baca Juga: Laba Semen Indonesia (SMGR) Anjlok 66,84% di 2024
“SIG memiliki modal kerja dan arus kas yang mencukupi untuk melanjutkan semua agenda bisnis termasuk buyback ini,” ungkap manajemen dalam keterangannya.
Mereka yakin langkah ini akan memperkuat kepercayaan investor, menstimulasi peningkatan nilai saham di pasar, dan berdampak positif terhadap laba per saham (EPS) yang lebih tinggi ke depan.
INTP Siapkan Rp 2,25 Triliun untuk Buyback
Sementara itu, INTP produsen semen Tiga Roda dan anggota Grup Salim—menyatakan kesiapan melakukan buyback hingga Rp 2,25 triliun. Periode buyback direncanakan berlangsung antara 22 Mei 2025 hingga 21 Mei 2026.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Pullback, Ini 5 Saham Cuan Pilihan
Langkah ini akan diajukan dalam RUPS yang digelar 21 Mei 2025. Sama seperti SMGR, INTP juga menggunakan dana internal untuk mendanai aksi tersebut.
INTP menilai harga saham mereka undervalued dan buyback dapat menjadi sinyal kuat bagi pasar mengenai prospek jangka panjang perseroan. Sejak awal tahun, saham INTP juga sudah turun 24,32% ke level Rp 5.600.
“Buyback akan memperbaiki persepsi pasar dan memberikan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham,” jelas manajemen INTP.
Baca Juga: BCA Buyback Saham Rp 1 Triliun, Jaga Kepercayaan Investor
Tidak Berdampak pada Laba dan Kinerja
INTP juga menegaskan bahwa pembelian kembali saham tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan, arus kas, atau biaya pembiayaan.
Perseroan yakin seluruh aktivitas usaha tetap dapat berjalan optimal karena kondisi keuangan saat ini masih dalam posisi net cash yang solid.
“Pelaksanaan buyback tidak akan menurunkan kinerja keuangan. Dana yang digunakan berasal dari kas internal dan telah diperhitungkan agar tidak mengganggu aktivitas inti perusahaan,” tegas manajemen.
Baca Juga: Buyback Saham Meningkat, OJK Yakin Bisa Jaga Stabilitas Pasar
Langkah ini juga diharapkan memberikan sinyal positif ke investor institusi dan publik, sehingga harga saham INTP ke depan bisa mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru