JAKARTA, bursa.nusantaraofficial.com – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan signifikan pada simpanan nasabah dengan nominal di atas Rp 5 miliar di perbankan nasional menjelang akhir tahun 2024. Berdasarkan laporan distribusi simpanan, simpanan jumbo ini mengalami kenaikan 9,5% secara tahunan (year on year/yoy) per November 2024, mencapai Rp 4.786,09 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,2% (yoy). Secara bulanan, kenaikannya mencapai 1,8% (month to month/mtm).
Tren Simpanan Berdasarkan Tiering Nominal
Selain simpanan jumbo, LPS juga mencatat perkembangan simpanan di berbagai tiering nominal:
- Simpanan hingga Rp 100 juta: Tumbuh 5,4% (yoy) menjadi Rp 1.076,5 triliun per November 2024. Namun, terjadi perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,9% (yoy). Secara bulanan, simpanan ini naik tipis 0,9% (mtm) dari Oktober 2024.
- Simpanan Rp 100-200 juta: Tumbuh 5,3% (yoy) menjadi Rp 445,75 triliun, namun stabil secara bulanan.
- Simpanan Rp 200-500 juta: Mengalami kontraksi sebesar 0,5% (mtm) menjadi Rp 720,16 triliun.
- Simpanan Rp 500 juta-Rp 1 miliar: Turun 0,6% (mtm) menjadi Rp 609,82 triliun.
- Simpanan Rp 1-2 miliar: Turun 0,9% (mtm) menjadi Rp 528,76 triliun.
- Simpanan Rp 2-5 miliar: Turun 0,3% (mtm) menjadi Rp 705,97 triliun.
Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, menyatakan bahwa pertumbuhan simpanan jumbo didorong oleh kepercayaan terhadap ekonomi nasional serta layanan wealth management. Sementara itu, perlambatan pada simpanan kecil disebabkan oleh peningkatan konsumsi akhir tahun, inflasi, dan rendahnya bunga simpanan.
Perbankan Perkuat DPK di Tengah Tantangan Likuiditas
Di tengah tantangan likuiditas, perbankan nasional terus memperkuat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Salah satu bank yang fokus pada hal ini adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Hingga November 2024, BNI mencatatkan DPK sebesar Rp 783,79 triliun, tumbuh 6,99% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, komposisi CASA (Current Account Saving Account) mencapai Rp 559,36 triliun atau 71,37% dari total simpanan BNI.
Menurut Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, bank telah menyiapkan sejumlah strategi menghadapi ketidakpastian global, termasuk memperkuat ekspansi digital dan meningkatkan dana murah melalui transaksi perbankan. “Transformasi digital menjadi kunci utama kami dalam menghadapi tantangan likuiditas dan menjaga pertumbuhan,” ujar Royke.
BNI juga menargetkan beberapa fokus strategis, seperti transformasi kantor cabang, peningkatan produktivitas pegawai, dan pengembangan ekosistem digital untuk meningkatkan CASA serta fee-based income. Strategi ini diharapkan mampu mendukung kinerja BNI sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Wealth Management: Pertumbuhan Positif di Segmen Kelas Atas
Dalam bisnis wealth management, BNI mencatatkan kinerja positif. Hingga September 2024, jumlah nasabah Emerald dengan dana kelolaan (AUM) minimal Rp 1 miliar tumbuh 11% (yoy), sementara nasabah dengan AUM di atas Rp 5 miliar tumbuh 12% (yoy). Bahkan, nasabah Private dengan AUM di atas Rp 15 miliar mencatatkan lompatan pertumbuhan 20% (yoy).
GM Wealth Management BNI, Henny Eugenia, menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh penetrasi produk investasi dan bancassurance yang semakin luas. “Kami optimis jumlah nasabah dan dana kelolaan akan terus meningkat melalui penyempurnaan strategi yang telah dijalankan,” ungkap Henny.
Tantangan dan Peluang 2025
Sementara itu, Direktur Consumer Banking Permata Bank, Djumariah Tenteram, mengungkapkan bahwa meskipun terjadi penurunan pada kelas menengah secara nasional, segmen kelas atas tetap tumbuh positif. “Kami optimis 2025 akan menjadi tahun yang menjanjikan dengan kebijakan baru dari pemerintahan baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Djumariah.
Pertumbuhan simpanan di perbankan nasional memberikan sinyal positif terhadap stabilitas ekonomi. Meski menghadapi tantangan, strategi yang terukur dari perbankan diyakini mampu menjaga pertumbuhan kinerja sekaligus memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di: