Update Money Flow Saham Batubara
Pada tahun 2025, sektor batubara masih menjadi sorotan investor dengan berbagai tantangan dan peluang. Banyak yang bertanya-tanya mengapa saham AADI, yang sebelumnya dianggap sebagai saham potensial dengan dividen besar, justru mengalami penurunan. Berdasarkan data terbaru, saham AADI sempat naik dari harga terendahnya di Rp7.230 namun kembali terkoreksi ke level Rp7.200.
Distribusi Besar Pada AADI
Melalui analisa menggunakan aplikasi Stockbit, terlihat bahwa saham AADI mengalami distribusi besar pada 3 Januari 2025. Investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp4,6 miliar. Penjualan besar oleh institusi seperti LG (Rp58,9 miliar) dan OD (Rp5,5 miliar) menunjukkan adanya tekanan jual yang signifikan. Namun, harga saham AADI yang saat ini mendekati zona support di level Rp7.000 masih dianggap menarik untuk investor jangka panjang yang fokus pada dividend investing.
Saham AADI memiliki rekam jejak positif dalam memberikan return melalui dividen. Konsistensi dalam pembagian dividen inilah yang membuat AADI menjadi salah satu saham unggulan di sektor batubara. Dalam lima tahun terakhir, AADI mampu memberikan rata-rata dividen yield sebesar 7%, lebih tinggi dari rata-rata sektor.
Sejarah Dividen AADI
Sebagai perusahaan batubara yang dikenal konsisten membagikan dividen, AADI berpotensi tetap menjadi pilihan menarik bagi investor. Pemilik mayoritasnya, Garibaldi Thohir, memiliki rekam jejak pembagian dividen yang menguntungkan, khususnya kepada pemegang saham pengendali. Namun, keputusan final mengenai dividen 2025 masih ditunggu hingga pengumuman lebih lanjut. Tahun lalu, AADI mencatatkan pembagian dividen sebesar Rp500 per saham, yang merupakan salah satu tertinggi di sektor ini.
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dan Komitmen Dividen
Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) juga menjadi perhatian investor. Pada 3 Januari 2025, ADRO terkoreksi sebesar 2,7% dan ditutup di level Rp2.460. Meskipun terkoreksi, investor asing tetap melakukan akumulasi dengan net buy sebesar Rp15,4 miliar. Hal ini mengindikasikan peluang untuk membeli ADRO di bawah harga Rp2.500.
ADRO memiliki komitmen kuat untuk terus membagikan dividen. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini menunjukkan stabilitas net income yang positif, memungkinkan perusahaan untuk tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi investor dividend play. Pada tahun 2024, ADRO mencatatkan dividen sebesar Rp250 per saham, memberikan dividen yield sebesar 10% pada harga penutupan.
Strategi manajemen ADRO yang fokus pada efisiensi operasional dan diversifikasi pasar ekspor ke India dan China menjadi faktor pendorong stabilitas laba bersih perusahaan. Dengan cadangan batubara yang diproyeksikan mencukupi hingga 30 tahun ke depan, ADRO tetap menjadi salah satu perusahaan paling solid di sektor ini.
Koreksi Harga Batubara Global
Koreksi pada harga batubara Newcastle, yang turun dari USD153 menjadi USD124,6 per ton, menjadi salah satu faktor tekanan pada saham sektor batubara. Pasokan yang melimpah dari produsen utama seperti China dan meningkatnya tenaga hidroelektrik karena curah hujan tinggi turut menekan permintaan global. Meski demikian, pelaku pasar optimis bahwa tren penurunan ini bersifat sementara, mengingat masih tingginya permintaan energi di negara berkembang.
GEMS: Saham Dividen Rutin
GEMS menjadi contoh sukses dari saham dengan strategi pembagian dividen rutin. Setiap kuartal, perusahaan ini secara konsisten membagikan dividen kepada investor. Hal ini menciptakan fenomena FOMO (fear of missing out) di kalangan investor retail. Pada 3 Januari 2025, harga saham GEMS naik 3,94% ke level Rp11.200, didukung oleh akumulasi dari investor asing.
PT Golden Energy Mines Tbk, pemilik kode saham GEMS, memiliki strategi perusahaan dalam memastikan dividen rutin dilakukan dengan pengelolaan kas yang ketat. Tahun lalu, GEMS membagikan total dividen sebesar Rp3.200 per saham, menjadikannya salah satu saham dengan yield tertinggi di Bursa Efek Indonesia. Konsistensi GEMS dalam menjaga tingkat dividen membuatnya tetap relevan di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.
Strategi Entry Saham Batubara
Untuk investor yang ingin masuk ke sektor batubara, berikut strategi yang dapat diterapkan:
- Pantau Zona Support: Saham seperti AADI di Rp7.000 dan ADRO di bawah Rp2.500 menjadi zona entry menarik.
- Fokus pada Saham Dividen: Prioritaskan saham yang rutin membagikan dividen seperti ADRO dan GEMS.
- Gunakan Analisa Money Flow: Menggunakan tools seperti Stockbit untuk memahami tren akumulasi dan distribusi institusi.
- Diversifikasi Sektor: Selain batubara, perhatikan sektor perbankan dan nikel yang juga sedang undervalued.
Saham sektor batubara masih menawarkan peluang menarik di tahun 2025, terutama bagi investor yang fokus pada dividend investing. Dengan memanfaatkan tools analisa seperti Stockbit dan memahami tren pasar global, investor dapat mengambil keputusan yang lebih terinformasi. Tetap lakukan riset mendalam dan pastikan strategi investasi Anda sesuai dengan profil risiko.
Selain itu, perubahan struktur ekonomi global yang semakin mengarah pada diversifikasi energi memberikan peluang unik bagi perusahaan batubara yang berhasil mengintegrasikan inovasi teknologi dan efisiensi operasional.
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Lakukan riset pribadi sebelum mengambil keputusan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di: