JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menargetkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 7% di tahun 2025.
Target Produksi dan Penjualan
Sumber Tani Agung juga menargetkan produksi crude palm oil (CPO) tahun 2025 bisa meningkat sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, STAA mencatat produksi TBS sebanyak 1.047.629 alias 1,04 juta ton di sepanjang tahun 2024. Adapun, yield TBS per hektare (ha) STAA naik dengan rata-rata mencapai 23,4 ton per ha di tahun lalu.
Head of Investor Relation Sumber Tani Agung, Kevin Wijaya mengatakan, perseroan menargetkan kenaikan penjualan sebesar 35% di tahun ini. Mayoritas peningkatan penjualan STAA di tahun 2025 berasal dari penjualan produk hilir.
“Seperti, RBD Olein, RBD Stearin, dan PFAD, yang diharapkan dapat menyumbang porsi signifikan terhadap total penjualan,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
STAA memproyeksikan, penjualan CPO akan mengalami penurunan di tahun 2025. Oleh karena itu, perseroan memasang strategi untuk meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi.
“Sebagian besar produksi CPO akan dialokasikan ke refinery kami yang akan mulai beroperasi pada April 2025,” paparnya.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menambah kapasitas produksi melalui pengoperasian pabrik kelapa sawit (PKS) baru serta refinery yang akan mulai beroperasi tahun ini.
Perseroan diketahui baru saja mengoperasikan pabrik refinery berkapasitas 2.000 ton di Lubuk Gaung, Dumai. “Dengan demikian, fokus penjualan akan lebih diarahkan ke produk hilir guna meningkatkan nilai tambah,” paparnya.
Tren Harga CPO dan Strategi STAA
Kevin menuturkan, STAA melihat harga CPO pada tahun 2025 kemungkinan akan lebih kurang sama dengan tahun lalu seiring dengan jalannya program biodiesel pemerintah.
“Meskipun demikian, kami tetap fokus pada optimalisasi costing operasional dan strategi hilirisasi untuk menjaga pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan,” paparnya.
Di tahun 2024, STAA membukukan kenaikan penjualan dan laba bersih. STAA meraup pendapatan bersih sebesar Rp 6,43 triliun atau melonjak 21,8% secara tahunan atau year on year (YoY) tahun lalu. Sebagai pembanding, pada 2023 pendapatan bersih STAA mencapai Rp 5,28 triliun.
Kontribusi Segmen Bisnis
Secara rinci, segmen minyak sawit berkontribusi mayoritas ke pendapatan STAA tahun lalu, yakni sebesar Rp 5,08 triliun. Lalu, segmen minyak inti sawit menyumbang Rp 939,72 miliar, segmen inti sawit Rp 246,72 miliar, dan segmen ampas sawit Rp 60,23 miliar.
Kemudian, segmen bungkil sawit Rp 56,68 miliar, segmen tandan buah segar Rp 51,79 miliar, dan segmen pellet Rp 254 juta.
Pasar lokal juga masih mendominasi penjualan STAA, yaitu sebesar Rp 6,14 triliun. Sisanya, Rp 299,12 miliar hasil penjualan perseroan di pasar ekspor.
Alhasil, STAA membukukan laba bersih sebesar Rp 1,45 triliun di tahun 2024. Raihan ini tumbuh 85,9% YoY dari Rp 782,25 miliar pada 2023.
Investasi dan Ekspansi
Untuk memperkuat pertumbuhan bisnis, STAA telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,2 triliun di tahun 2025. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur pabrik, perluasan lahan perkebunan, serta peningkatan teknologi produksi.
STAA juga tengah menjajaki peluang ekspansi pasar baru, khususnya di negara-negara tujuan ekspor seperti India dan China. Kedua negara ini memiliki permintaan yang besar terhadap produk minyak sawit dan turunannya.
Di sisi lain, STAA berkomitmen untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek operasionalnya. Perusahaan telah menerapkan praktik perkebunan ramah lingkungan serta memperkuat sertifikasi keberlanjutan seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Analis menilai bahwa strategi STAA dalam meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi serta ekspansi ke pasar global dapat memperkuat daya saing perusahaan di industri kelapa sawit nasional. Dengan dukungan kebijakan pemerintah terkait program biodiesel, STAA diprediksi akan tetap mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2025.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.