IKLAN
Minggu, Juli 13, 2025
  • Kebijakan & Privasi
  • Ketentuan Layanan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Masuk
  • Daftar
Bursa Nusantara
  • Pasar
    • Aksi Korporasi
    • Saham
    • Kripto
    • Obligasi
    • Reksadana
    • Komoditas
  • Keuangan
    • Bank
    • Asuransi
    • Multifinance
    • Fintech
    • Lainnya
  • Bisnis
    • Perdagangan & Industri
    • Energi
    • Infrastruktur
    • Properti
    • Telekomunikasi
    • Agrobisnis
    • Otomotif
    • E-Commerce
    • UMKM
  • Ekonomi Makro
  • Nasional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
    • Seni & Hiburan
    • Gadget
    • Kesehatan
    • Game
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Investory
No Result
Lihat Semua Hasil
Bursa Nusantara
  • Pasar
    • Aksi Korporasi
    • Saham
    • Kripto
    • Obligasi
    • Reksadana
    • Komoditas
  • Keuangan
    • Bank
    • Asuransi
    • Multifinance
    • Fintech
    • Lainnya
  • Bisnis
    • Perdagangan & Industri
    • Energi
    • Infrastruktur
    • Properti
    • Telekomunikasi
    • Agrobisnis
    • Otomotif
    • E-Commerce
    • UMKM
  • Ekonomi Makro
  • Nasional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
    • Seni & Hiburan
    • Gadget
    • Kesehatan
    • Game
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Investory
  • Masuk
  • Daftar
No Result
Lihat Semua Hasil
Bursa Nusantara
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Pasar
  • Keuangan
  • Bisnis
  • Ekonomi Makro
  • Nasional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Investory
IKLAN
Vertikal Iklan Banner
IKLAN
Home Ekonomi Makro

Transformasi Pajak: Core Tax Targetkan Rp 1.500 T di 2025

Mohamad AliPenulis: Mohamad Ali
0
0
10 Januari 2025
dalam Ekonomi Makro
Traktir Kopi Penulis
transformasi pajak core tax targetkan rp 1500 t di 2025 kompres

Digitalisasi perpajakan melalui core tax mampu mengoptimalkan penerimaan negara hingga Rp 1.500 triliun. Sistem ini meningkatkan transparansi dan kepatuhan wajib pajak.

IKLAN
Bagikan di FacebookBagikan di XBagikan ke Linkedin

Digitalisasi Perpajakan: Langkah Besar Menuju Penerimaan Negara Rp 1.500 Triliun

Baca Juga

Petani Tembakau Terancam Bangkrut Gara-gara Aturan Baru

Likuiditas UMKM Naik, Saham BBRI Diprediksi Cetak Imbal Hasil 27%

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan penerimaan negara, salah satunya melalui implementasi Sistem Inti Administrasi Perpajakan atau Core Tax Administration System. Sistem ini digadang-gadang menjadi kunci utama dalam optimalisasi penerimaan negara dengan target mencapai Rp 1.500 triliun.

Dengan digitalisasi melalui core tax, basis data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan tidak hanya bergantung pada laporan wajib pajak, tetapi juga terintegrasi dengan sumber data lain. Hal ini memungkinkan proses pencatatan, pelaporan, hingga pengawasan dilakukan secara real-time. Dampaknya, kepatuhan wajib pajak diharapkan meningkat, yang pada akhirnya mendorong kenaikan penerimaan pajak secara signifikan.

Potensi Ekonomi dan Tantangan Pajak di Indonesia

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa potensi penerimaan pajak di Indonesia masih jauh dari optimal. Menurut laporan Bank Dunia, tingkat kepatuhan pajak Indonesia setara dengan Nigeria, yang mencerminkan perlunya reformasi besar-besaran dalam sistem perpajakan. Bank Dunia memperkirakan implementasi core tax dapat menambah penerimaan pajak sebesar 6,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), setara Rp 1.500 triliun.

IKLAN

“Jika kita berhasil melaksanakan program ini, kita bisa mendapatkan tambahan penerimaan pajak sebesar Rp 1.500 triliun. Namun, realisasinya diperkirakan mencapai Rp 1.200 triliun, terutama dari sektor-sektor yang selama ini kurang tergarap,” ujar Luhut dalam konferensi di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Sebagai contoh, di DKI Jakarta, dari 100 juta unit kendaraan bermotor, hanya 50% yang membayar pajak. Dengan core tax, pelacakan wajib pajak menjadi lebih efisien, sehingga potensi penerimaan dapat dioptimalkan.

Dampak Positif Core Tax pada Ekonomi

Implementasi core tax diharapkan membawa efek domino pada berbagai sektor ekonomi. Salah satunya adalah peningkatan daya beli masyarakat. Luhut menjelaskan, penerimaan pajak yang terkumpul akan dialokasikan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Penerimaan pajak yang meningkat akan digunakan untuk meningkatkan daya beli kelas menengah bawah. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” jelas Luhut.

IKLAN

Sekretaris Eksekutif DEN, Septian Hario Seto, menambahkan bahwa digitalisasi merupakan elemen kunci dalam transformasi ekonomi Indonesia. Dengan integrasi data yang lebih baik, DJP dapat melakukan profiling wajib pajak, cross-check, dan analisis mendalam terhadap sumber-sumber penerimaan pajak.

“Digitalisasi memberikan kemampuan deteksi yang lebih canggih. Data wajib pajak tidak lagi hanya berdasarkan laporan mereka sendiri, tetapi juga terhubung dengan berbagai sumber data lainnya,” terang Seto.

Kendala Implementasi Core Tax

Meski menjanjikan banyak manfaat, implementasi core tax masih menghadapi sejumlah kendala teknis. Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo, menjelaskan bahwa volume penggunaan sistem yang besar menyebabkan gangguan akses di awal penerapan. Selain itu, sistem ini juga harus terintegrasi dengan infrastruktur dari pihak ketiga, yang memerlukan waktu untuk penyempurnaan.

“Kami bekerja 24/7 untuk memantau keluhan wajib pajak dan menyelesaikan masalah yang muncul. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu, tetapi kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas sistem,” jelas Suryo.

IKLAN

Pengamat pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, menilai bahwa tantangan terbesar dari penerapan core tax adalah kebutuhan waktu untuk menghasilkan penerimaan pajak yang signifikan. Ia juga menyoroti bahwa pemerintah menghadapi tekanan untuk memenuhi target penerimaan dalam waktu singkat.

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Anggota DEN, Muhammad Chatib Basri, menyatakan bahwa kepatuhan pajak adalah elemen kunci dalam optimalisasi penerimaan. Menurutnya, data adalah “new oil” yang memungkinkan pemerintah melakukan monitoring dan analisis lebih mendalam.

“Dengan core tax, pemerintah bisa mendeteksi ketidakpatuhan, seperti aset yang belum dilaporkan oleh wajib pajak. Ini adalah langkah besar dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan pajak,” kata Chatib.

Namun, ia juga menekankan pentingnya realisme dalam menghadapi tantangan implementasi. “Digitalisasi bukan solusi instan. Dibutuhkan waktu untuk membangun sistem yang benar-benar efektif,” tambahnya.

Target Ambisius 2025

Untuk mencapai target penerimaan pajak sebesar Rp 2.021 triliun di tahun 2025, pemerintah memerlukan tambahan Rp 256,9 triliun dari realisasi tahun 2024. Menurut data historis, tambahan penerimaan pajak rata-rata sebelum pandemi hanya sekitar Rp 68,62 triliun per tahun. Hal ini menunjukkan betapa ambisiusnya target pemerintah.

Pengamat mencatat bahwa faktor-faktor seperti lonjakan harga komoditas, Program Pengungkapan Sukarela (PPS), dan kenaikan tarif PPN tidak akan terulang di tahun mendatang. Oleh karena itu, pemerintah harus mengandalkan strategi baru, termasuk penerapan core tax, untuk mencapai target.

Digitalisasi perpajakan melalui core tax merupakan langkah strategis yang dapat mengubah lanskap perpajakan Indonesia. Meski menghadapi berbagai tantangan, sistem ini menawarkan potensi besar untuk meningkatkan penerimaan negara hingga Rp 1.500 triliun. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, transparansi, dan akuntabilitas, Indonesia dapat mencapai target penerimaan pajak yang ambisius dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Ikon LinkedIn Bursa Nusantara Ikon Telegram Bursa Nusantara Ikon TikTok Bursa Nusantara Ikon YouTube Bursa Nusantara Ikon X (Twitter) Bursa Nusantara Ikon Facebook Bursa Nusantara Ikon Instagram Bursa Nusantara Ikon Pinterest Bursa Nusantara Ikon Google Bisnis Bursa Nusantara Ikon Google News Bursa Nusantara Ikon Tumblr Bursa Nusantara Ikon Threads Bursa Nusantara
Google News Bursa Nusantara

Ikuti berita terbaru Bursa Nusantara di GOOGLE NEWS

Tags: Core Tax Administration System (CTAS)CoreTax SystemDirektorat Jenderal Pajak (DJP)Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN)Luhut Binsar PandjaitanPajakProduk Domestik Bruto (PDB)Septian Hario SetoUMKM
0 0 suara
Rating Artikel
Subscribe
Terhubung dengan
Masuk
Saya mengizinkan untuk membuat akun
Saat Anda login pertama kali menggunakan tombol Login Sosial, kami mengumpulkan informasi profil publik akun Anda yang dibagikan oleh penyedia Login Sosial, berdasarkan pengaturan privasi Anda. Kami juga mendapatkan alamat email Anda untuk secara otomatis membuat akun untuk Anda di situs web kami. Setelah akun Anda dibuat, Anda akan login ke akun ini.
Tidak setujuSetuju
Beritahukan tentang
Saya mengizinkan untuk membuat akun
Saat Anda login pertama kali menggunakan tombol Login Sosial, kami mengumpulkan informasi profil publik akun Anda yang dibagikan oleh penyedia Login Sosial, berdasarkan pengaturan privasi Anda. Kami juga mendapatkan alamat email Anda untuk secara otomatis membuat akun untuk Anda di situs web kami. Setelah akun Anda dibuat, Anda akan login ke akun ini.
Tidak setujuSetuju
Silakan masuk untuk berkomentar
0 Komentar
Terlama
Terbaru Paling Banyak Dipilih
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar
BagikanTweetBagikan
Sebelumnya

Kunci Keberlanjutan Dana Haji: Analisis Makroekonomi BPKH

Selanjutnya

Pasar Asia Turun, Data Jepang Picu Kekhawatiran Investor

Berita Terkait

Petani Tembakau Terancam Bangkrut Gara-gara Aturan Baru

Penulis: Mohamad Ali
13 Juli 2025

...

Likuiditas UMKM Naik, Saham BBRI Diprediksi Cetak Imbal Hasil 27%

Likuiditas UMKM Naik, Saham BBRI Diprediksi Cetak Imbal Hasil 27%

Penulis: Mohamad Ali
7 Juli 2025

...

OJK Pesimis, Target Kredit 2025 Tetap Dipatok 11%

OJK Pesimis, Target Kredit 2025 Tetap Dipatok 11%

Penulis: Mohamad Ali
5 Juli 2025

...

BRI Bukukan 65,46% Pendapatan dari Bisnis Berkelanjutan

BRI Bukukan 65,46% Pendapatan dari Bisnis Berkelanjutan

Penulis: Mohamad Ali
5 Juli 2025

...

Berita Terkait

Tarif 32% dari AS Picu Kritik Celios Kabinet Harus Dirombak
Ekonomi Makro

Tarif 32% dari AS Picu Kritik Celios: Kabinet Harus Dirombak

9 Juli 2025
Danantara Didorong Genjot Investasi, Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%
Ekonomi Makro

Danantara Didorong Genjot Investasi, Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%

7 Juli 2025
Investasi RI–Arab Saudi Tembus Rp437 Triliun, Prabowo–MBS Sepakati Kemitraan Strategis
Ekonomi Makro

Investasi Rp437 T, RI–Saudi Perkuat Aliansi Strategis

4 Juli 2025
KUR Capai Rp131,2 T, Pemerintah Dorong 80.000 Kopdes Merah Putih
Ekonomi Makro

KUR Capai Rp131,2 T, Pemerintah Dorong 80.000 Kopdes Merah Putih

3 Juli 2025

Live Top IHSG

BursaNusantara.com oleh TradingView
Klik untuk info Paket Umroh DarmaWisata via WhatsApp

Populer Sepekan

  • Populer
  • Komentar
  • Terbaru
OJK Sanksi 72 Pelaku Jasa Keuangan, Rp26 M Digelontorkan Ganti Rugi Konsumen

OJK Sanksi 72 Pelaku Jasa Keuangan, Rp26 M Digelontorkan Ganti Rugi Konsumen

10 Juli 2025
IHSG Lesu, 5 Saham Ini Malah Ngebut 2 Emiten Ini Paling Banter

IHSG Lesu, 5 Saham Ini Malah Ngebut: 2 Emiten Ini Paling Banter

7 Juli 2025
7 Saham Naik Ratusan Persen Saat IHSG Terkoreksi Ini Daftarnya!

7 Saham Naik Ratusan Persen Saat IHSG Terkoreksi: Ini Daftarnya!

30 Juni 2025
Jusuf Hamka Lepas 196 Juta Saham MIRA, Ada Apa

Jusuf Hamka Lepas 196 Juta Saham MIRA, Ada Apa?

1 Juli 2025
Rights Issue TOWR Buka Peluang Cuan Besar di Saham Termurah Sektornya

Rights Issue TOWR Buka Peluang Cuan Besar di Saham Termurah Sektornya

13 Juli 2025
BREN, CUAN, dan PTRO Tak Lagi Dikenai Perlakuan Khusus MSCI

BREN, CUAN, dan PTRO Tak Lagi Dikenai Perlakuan Khusus MSCI

13 Juli 2025
Misteri Sakelar Mati di Udara Air India Diduga Gagal Pulihkan Mesin

Misteri Sakelar Mati di Udara: Air India Diduga Gagal Pulihkan Mesin

13 Juli 2025
Trump Ancam Perang Dagang Baru, Eropa dan Meksiko Disasar

Trump Ancam Perang Dagang Baru, Eropa dan Meksiko Disasar

13 Juli 2025
Vertikal Iklan Banner
IKLAN
Selanjutnya
pasar asia turun data jepang picu kekhawatiran investor kompres

Pasar Asia Turun, Data Jepang Picu Kekhawatiran Investor

saham cbdk akan melonjak seperti pani prediksi hari pertama ipo kompres

Saham CBDK Akan Melonjak seperti PANI? Prediksi Hari Pertama IPO

Ikon Logo Bursa Nusantara
  • Equity Tower, Jl. Jend. Sudirman kav 52-53 No.37 Lt 37, RT.5/RW.3, Senayan, SCBD, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190
  • 08974484198
  • info@bursanusantara.com
Kategori
  • Aksi Korporasi
  • Kripto
  • Perbankan
  • Asuransi
  • Industri
Tag
  • #IHSG
  • #Komoditas
  • #Dividen
  • #Saham
  • #Laba Perusahaan
Media Sosial


Ikon LinkedIn Bursa Nusantara


Ikon Telegram Bursa Nusantara


Ikon TikTok Bursa Nusantara


Ikon YouTube Bursa Nusantara


Ikon X (Twitter) Bursa Nusantara


Ikon Facebook Bursa Nusantara


Ikon Instagram Bursa Nusantara


Ikon Pinterest Bursa Nusantara


Ikon Google Bisnis Bursa Nusantara


Ikon Google News Bursa Nusantara


Ikon Tumblr Bursa Nusantara


Ikon Threads Bursa Nusantara

© 2025 BursaNusantara.com – Semua hak cipta dilindungi.

  • Kebijakan & Privasi
  • Ketentuan Layanan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

Selamat Datang Kembali!

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google
ATAU

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Lupa Kata Sandi? Daftar

Buat Akun Baru!

Daftar dengan Facebook
Daftar dengan Google
ATAU

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Semua kolom wajib diisi. Masuk

Ambil kembali kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk

Add New Playlist

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Investory
    • Profil
    • Opini
    • Tips
  • Gaya Hidup
  • Chart
  • Indeks Berita
  • Masuk
  • Daftar
  • Keranjang

© 2025 BursaNusantara.com - Semua hak cipta dilindungi.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
wpDiscuz