Washington DC, bursa.nusantaraofficial – Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, kembali memicu perdebatan hangat setelah kabar bahwa dirinya siap membawa AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika terpilih kembali pada periode kedua, Trump telah menyiapkan langkah konkret untuk mengimplementasikan rencananya sejak hari pertama masa jabatan.
Langkah kontroversial ini telah menjadi perhatian dunia, mengingat AS adalah salah satu pendonor terbesar WHO. Dengan mundurnya AS, peran vital dalam pengawasan penyakit global dan sistem tanggap darurat bisa terancam. Para pengamat juga memperingatkan bahwa posisi strategis AS dalam WHO kemungkinan akan segera diambil alih oleh China, yang semakin memperkuat pengaruhnya di kancah global.
Trump dan WHO: Hubungan Panas Sejak 2020
Trump bukan kali pertama mengutarakan ketidakpuasannya terhadap WHO. Pada tahun 2020, ia memulai proses penarikan AS dari organisasi ini dengan alasan WHO gagal meminta pertanggungjawaban China atas penyebaran COVID-19. Namun, keputusan tersebut dibatalkan oleh penggantinya, Presiden Joe Biden, hanya enam bulan setelah menjabat.
Dalam rencananya kali ini, Trump kabarnya telah memilih tokoh-tokoh kritis terhadap WHO untuk mengisi jabatan di sektor kesehatan. Salah satu nama yang mencuat adalah Robert F. Kennedy Jr., seorang tokoh antivaksin yang disebut-sebut akan mengisi posisi Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Kritik dan Kekhawatiran Global
Rencana Trump ini mendapat kritik tajam dari berbagai pihak. Para ahli menilai bahwa penarikan AS dari WHO akan melemahkan sistem pengawasan kesehatan global yang telah ada, terutama di tengah ancaman pandemi yang terus berkembang.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, merespons kabar ini dengan sikap diplomatis. “Kami berharap negara-negara dapat menyelesaikan perjanjian pandemi pada Mei 2025,” ujarnya, seraya memberi waktu bagi AS untuk melakukan transisi politik.
Dampak Geopolitik dan Kesehatan Global
Jika rencana ini benar terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh WHO tetapi juga sistem kesehatan global secara keseluruhan. AS adalah penyumbang dana terbesar WHO dengan kontribusi tahunan mencapai miliaran dolar. Tanpa dana tersebut, program-program kesehatan di negara-negara berkembang bisa terhenti.
Selain itu, dominasi China di WHO berpotensi meningkat. China telah memperluas pengaruhnya di organisasi tersebut, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Dengan absennya AS, China akan memiliki peluang lebih besar untuk menentukan arah kebijakan kesehatan global.
Apa Selanjutnya?
Keputusan akhir terkait masa depan AS di WHO akan sangat bergantung pada hasil Pemilu Presiden AS mendatang. Sementara itu, komunitas internasional terus memantau langkah-langkah yang akan diambil Trump dan timnya.
Rencana Donald Trump untuk menarik AS dari WHO menjadi babak baru dalam hubungan yang tegang antara kedua pihak. Di satu sisi, langkah ini mencerminkan ketidakpuasannya terhadap kinerja WHO. Namun di sisi lain, ini memunculkan risiko besar bagi kesehatan global yang memerlukan kerja sama lintas negara untuk mengatasi tantangan seperti pandemi.
Dunia kini menanti, apakah rencana ini hanya sekadar ancaman politik atau benar-benar akan menjadi kenyataan?