JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus mengalami penurunan kinerja keuangan selama lima tahun terakhir, di mana laba bersihnya semakin merosot dan harga sahamnya pun mengalami penyusutan drastis.
Pada penutupan perdagangan Kamis (13/2/2025), harga saham UNVR tercatat di Rp 1.415, mengalami penurunan hingga -81,07% dalam lima tahun terakhir.
Kondisi ini membuat para investor yang masih memegang saham UNVR disarankan untuk menjual, menurut Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan.
Tantangan dan Penurunan Kinerja
Menurut Ekky Topan, tren penurunan harga saham UNVR masih berlanjut karena banyak faktor, terutama meningkatnya persaingan di industri fast moving consumer goods (FMCG).
UNVR, yang dulunya mendominasi pasar sebelum 2018, kini harus bersaing dengan pemain baru seperti Wings, Mayora, serta berbagai merek lokal dan asing yang agresif dalam inovasi dan pemasaran.
Selain itu, perubahan perilaku konsumen yang kini lebih condong ke platform online turut berkontribusi terhadap penurunan penjualan, mengingat UNVR masih mengandalkan distribusi tradisional.
Data kinerja keuangan UNVR menunjukkan penurunan penjualan bersih pada tahun 2024 sebesar 8,99% menjadi Rp 35,1 triliun, dengan penurunan di pasar domestik mencapai 8,7% dan penurunan ekspor sebesar 17,7%.
Pasar domestik menyumbang 97,18% dari total penjualan, sementara ekspor hanya menyumbang Rp 989,94 miliar. Hal ini berdampak langsung pada laba bersih perseroan, yang terkoreksi 29,8% menjadi Rp 3,37 triliun.
Strategi Transformasi dan Inovasi
Dalam menghadapi penurunan kinerja dan harga saham yang merosot, Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap, menegaskan bahwa perusahaan tengah fokus pada transformasi bisnis dan organisasi.
Transformasi ini tidak hanya mencakup restrukturisasi operasional, tetapi juga upaya untuk memperkuat posisi di pasar melalui inovasi produk dan diversifikasi lini usaha.
Benjie menyebutkan bahwa langkah strategis termasuk divestasi bisnis es krim yang telah disetujui oleh pemegang saham, sebagai bagian dari upaya untuk mengkonsolidasikan portofolio dan mengarahkan fokus perusahaan pada lini produk yang lebih kompetitif.
“Langkah-langkah strategis ini menggarisbawahi komitmen perseroan untuk memperkuat posisi di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujar Benjie dalam paparan kinerja.
Fokus Transformasi Go-To-Market dan Divestasi
Dalam rangka mendukung transformasi, UNVR melanjutkan program Go-To-Market yang baru di tahun 2025 dengan memperluas jangkauan distribusi langsung dan tidak langsung.
Perusahaan berencana melakukan eksekusi yang lebih mulus di pasar untuk memastikan peningkatan volume penjualan dan efisiensi operasional.
Transformasi ini juga mencakup upaya untuk meningkatkan margin laba kotor melalui efisiensi operasional dan peningkatan volume penjualan, serta investasi berkelanjutan di balik brand guna menjaga daya saing dan relevansi produk.
Strategi divestasi bisnis es krim juga menjadi bagian dari fokus restrukturisasi, dengan tujuan untuk mengalihkan sumber daya ke lini produk yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi.
Langkah ini diharapkan akan memberikan fondasi yang lebih kuat bagi pertumbuhan jangka panjang, dengan manfaat reset yang akan mulai terlihat pada paruh kedua tahun 2025.
Pembagian Dividen dan Harapan Masa Depan
Meskipun menghadapi tantangan penurunan penjualan dan laba, UNVR tetap berkomitmen untuk membagikan 100% laba sebagai dividen kepada para pemegang saham, sesuai dengan kebijakan sejak 2007.
Direktur Finance UNVR, Vivek Agarwal, menegaskan bahwa keputusan ini akan dikonsultasikan dengan dewan direksi, sehingga para investor tetap mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Benjie Yap menegaskan, “Kami tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang dan akan terus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah operasional.”
Dengan strategi transformasi dan inovasi yang dijalankan, UNVR optimis bahwa fondasi yang diperkuat melalui efisiensi operasional dan peningkatan distribusi akan menghasilkan rebound, terutama jika potensi teknikal rebound berhasil menguji resistance di Rp 1.700.
Tekanan dari persaingan di industri FMCG dan perubahan perilaku konsumen telah menekan kinerja keuangan UNVR dalam lima tahun terakhir.
Penurunan penjualan, laba bersih, dan harga saham yang merosot menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. Namun, melalui transformasi bisnis dan restrukturisasi organisasi termasuk divestasi dan peningkatan efisiensi operasional UNVR berupaya membalikkan tren ini dan menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Dengan strategi Go-To-Market yang diperluas dan komitmen pembagian dividen 100%, UNVR berupaya memberikan nilai lebih kepada para investor meskipun dalam jangka pendek masih terdapat tekanan. Transformasi ini diharapkan dapat menjadi titik balik, dengan rebound teknikal yang membuka peluang bagi investor untuk meraih keuntungan saat resistance diuji.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.