Geser kebawah untuk baca artikel
PasarSaham

Wall Street Meledak, Data Inflasi AS Jadi Pendorong Utama

×

Wall Street Meledak, Data Inflasi AS Jadi Pendorong Utama

Sebarkan artikel ini
wall street meledak data inflasi as jadi pendorong utama t
Wall Street bangkit setelah data inflasi AS melunak. Dow Jones melonjak 498 poin, sementara sektor properti dan teknologi memimpin penguatan S&P 500.

NEW YORK, Bursa Nusantara Official – Indeks-indeks utama Wall Street meledak secara bersamaan pada Jumat (20/12/2024), dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari ekspektasi. Dow Jones Industrial Average melonjak signifikan sebesar 498,02 poin (1,18%) ke level 42.840,26. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite juga mencatat kenaikan masing-masing sebesar 1,09% dan 1,03%, berakhir di posisi 5.930,85 dan 19.572,6.

Meskipun demikian, secara mingguan, ketiga indeks utama ini masih membukukan kerugian, melanjutkan tren pelemahan selama tiga minggu berturut-turut.

Data Inflasi Redakan Kekhawatiran Pasar

Laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan November, yang menjadi metrik inflasi pilihan Federal Reserve (The Fed), mencatat peningkatan tahunan sebesar 2,4%. Angka ini sedikit lebih rendah dari proyeksi ekonom, memberikan harapan bagi pelonggaran kebijakan suku bunga di masa depan.

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee menyatakan optimismenya terhadap laporan ini. “Kami masih berada di jalur menuju target inflasi 2%. Data ini menunjukkan tanda-tanda positif meskipun hanya mencerminkan satu bulan,” kata Goolsbee.

Pernyataan tersebut memberikan angin segar bagi pasar, memicu kenaikan pada seluruh 11 sektor di indeks S&P 500. Sektor properti dan teknologi informasi menjadi kontributor utama rebound pasar di tengah volatilitas pekan ini.

Tren Kerugian Mingguan Belum Terhenti

Meskipun rebound yang kuat pada Jumat, Dow Jones tetap mencatat penurunan mingguan sebesar 2,3%. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah hampir 2% dan 1,8%. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan kekhawatiran pasar pada Rabu, saat The Fed mengumumkan hanya akan ada dua pemangkasan suku bunga pada 2025, jauh lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya.

Pada hari yang sama, Dow Jones mengalami penurunan tajam 1.100 poin dalam satu sesi. Kabar ini menambah tekanan terhadap pasar yang sudah sensitif terhadap kebijakan moneter.

Saham-Saham Bertahan di Tengah Volatilitas

Meskipun banyak saham tertekan selama pekan ini, Jumat menjadi hari yang cerah. Semua sektor mencatat kenaikan, menunjukkan sentimen optimistis menjelang akhir tahun. Hanya 53 saham dari indeks S&P 500 yang menutup sesi dengan pelemahan, menandai dominasi sentimen positif di seluruh sektor.

Kondisi Politik Berikan Tekanan Tambahan

Di luar pasar saham, ketegangan politik di AS juga menjadi sorotan. Proposal Partai Republik yang didukung mantan Presiden Donald Trump untuk mendanai pemerintah selama tiga bulan gagal mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada kesepakatan baru, penutupan sebagian pemerintah AS diperkirakan dimulai pada Jumat tengah malam.

Managing Director di R.J. O’Brien and Associates, Tom Fitzpatrick, menilai perdagangan pada Jumat memberikan sedikit ketenangan setelah pekan yang penuh tekanan. “Tidak ada katalis negatif besar menjelang Natal dan Tahun Baru, sehingga pasar memiliki ruang untuk sedikit stabil,” ujarnya.