Geser kebawah untuk baca artikel
Internasional

Wall Street Terguncang: Tekanan Data Ekonomi AS

×

Wall Street Terguncang: Tekanan Data Ekonomi AS

Sebarkan artikel ini
wall street terguncang tekanan data ekonomi as kompres
Wall Street ditutup melemah pada Kamis, dengan Dow, S&P 500, dan Nasdaq tertekan oleh data ekonomi AS dan laporan laba perusahaan.

NEW YORK, Bursa>nusantaraOfficial.com – Wall Street kembali merosot pada Kamis (16/1) setelah mengalami lonjakan persentase terbesar sehari sebelumnya. Ketiga indeks utama, yakni Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite, ditutup melemah di tengah fluktuasi pasar yang disebabkan oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang campuran.

Investor terus menganalisis laporan laba perusahaan terbaru dan data ekonomi untuk menentukan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) selanjutnya.

Data Penutupan Pasar

Pada penutupan perdagangan:

  • Dow Jones Industrial Average melemah 68,42 poin atau 0,16% menjadi 43.153,13.
  • Indeks S&P 500 turun 12,57 poin atau 0,21% ke 5.937,34.
  • Nasdaq Composite anjlok 172,94 poin atau 0,89% ke 19.338,29.

Inflasi Jinak dan Dampaknya

Data inflasi AS yang lebih jinak memberikan kelegaan bagi investor karena meredakan kekhawatiran tentang tekanan harga baru. Pada hari Rabu, ketiga indeks mencatat kenaikan terbesar dalam sehari sejak 6 November, didorong oleh laporan laba bank yang kuat dan data inflasi yang moderat. Namun, optimisme tersebut mereda pada Kamis, dengan saham berfluktuasi di antara kenaikan dan penurunan moderat.

Konsumsi dan Pasar Tenaga Kerja

Laporan ekonomi menunjukkan belanja konsumen tetap kuat, sedangkan pasar tenaga kerja terus menunjukkan ketangguhannya. Kondisi ini memberi Fed lebih banyak fleksibilitas untuk mempertahankan pendekatan yang hati-hati dalam memangkas suku bunga. “Pasar masih beradaptasi dengan data baru dan laporan laba perusahaan,” kata Rick Pitcairn, Kepala Strategi Global di Pitcairn.

Performa Saham Perbankan

Saham Morgan Stanley mencatat kenaikan signifikan sebesar 4,03% setelah melaporkan peningkatan pendapatan kuartal keempat, yang didorong oleh aktivitas pembuatan kesepakatan yang tinggi. Sebaliknya, saham Bank of America turun 0,98%, meskipun bank tersebut memperkirakan pendapatan bunga yang lebih tinggi pada 2025. Pendapatan bank menjadi sorotan karena mencerminkan dampak dari kenaikan suku bunga terhadap keuntungan institusi keuangan.

Komentar dari Federal Reserve

Pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller juga menarik perhatian pasar. Waller menyebut bahwa bank sentral dapat memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan jika inflasi terus mereda. Komentar ini membantu menurunkan imbal hasil Treasury AS. Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun turun 3,8 basis poin (bps) menjadi 4,615%. Pelaku pasar kini memperkirakan peluang yang lebih besar bagi Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Mei mendatang.

Sektor Teknologi dan Risiko Global

Nasdaq tertekan oleh penurunan saham Apple sebesar 4,04% setelah laporan Canalys menunjukkan Apple disusul oleh Vivo dan Huawei sebagai penjual ponsel pintar terbesar di China pada 2024. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan teknologi dalam mempertahankan pangsa pasar global.

Sementara itu, investor juga waspada terhadap kebijakan ekonomi Presiden terpilih Donald Trump. Rencana pemotongan pajak yang kontroversial dan kebijakan tarif potensial diperkirakan dapat memicu inflasi lebih lanjut.

Menteri Keuangan terpilih, Scott Bessent, mengindikasikan bahwa dolar AS harus tetap menjadi mata uang cadangan dunia, sementara memperingatkan “bencana ekonomi” jika kebijakan pajak 2017 berakhir.

Wall Street masih berada dalam fase ketidakpastian dengan berbagai faktor global dan domestik yang memengaruhi pasar. Data ekonomi yang tangguh, inflasi yang terkendali, serta prospek kebijakan suku bunga Fed menjadi kunci bagi pergerakan pasar ke depan. Meski menghadapi tekanan, pasar masih memiliki peluang untuk mencatatkan kenaikan mingguan, didukung oleh laporan laba perusahaan yang lebih baik dari ekspektasi.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru