JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) tengah bersiap meraih pendanaan jumbo senilai Rp9,9 triliun melalui aksi korporasi rights issue dan private placement.
Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat ekspansi konektivitas internet rumah di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa.
Rights Issue Rp5,9 Triliun untuk Ekspansi Home Passes
WIFI akan menerbitkan 2,95 miliar saham baru dalam skema rights issue (RI) dengan rasio 4:5 dan harga pelaksanaan Rp2.000 per saham. Nilai total yang ditargetkan mencapai Rp5,9 triliun.
Baca Juga: East Ventures & SV Investment Tutup Dana US$ 100 Juta
Dana ini akan dialokasikan untuk pembangunan 4 juta home passes (HP) atau sambungan internet rumah hingga akhir 2025. Saat ini, WIFI baru memiliki 200 ribu HP per kuartal I-2024 dan menargetkan mencapai 500 ribu HP pada akhir semester I.
Pemegang saham pengendali, PT Investasi Sukses Bersama (ISB), telah menyatakan akan mengambil bagian sebesar 1,49 miliar saham, atau setara Rp2,97 triliun. Dengan aksi ini, ISB akan meningkatkan kepemilikan saham di WIFI menjadi 50,37%.
Namun, aksi RI ini juga membawa potensi dilusi besar hingga 55,5%. Saham yang tidak diambil akan dialokasikan kepada pemegang saham lain yang telah memasukkan pesanan tambahan.
Baca Juga: Laba WIFI Catat Rekor! Melonjak 295% di 2024
Masa cum date dijadwalkan pada 11 Juni 2025, dan periode perdagangan rights berlangsung pada 17–23 Juni.
Suntikan Dana NTT East ke Anak Usaha WIFI
Selain RI, WIFI juga mengamankan dana dari private placement yang dilakukan oleh NTT East Jepang ke anak usaha PT Jaringan Infra Andalan (JIA).
NTT East mengakuisisi 49% saham PT Integrasi Jaringan Bersama (IJE), anak usaha JIA, dengan nilai Rp4 triliun.
Sebelum transaksi, JIA menguasai 99,7% saham IJE. Pasca aksi ini, kepemilikan JIA turun menjadi 50,85%, NTT East menjadi 49%, dan sisanya dimiliki LMM sebesar 0,15%.
Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) Siapkan Private Placement Besar-Besaran
Melalui kolaborasi ini, NTT East akan membantu memperkuat sistem operasional IJE, termasuk pengadaan perangkat standar untuk instalasi dan perawatan jaringan FTTH (fiber-to-the-home).
Hingga akhir 2024, IJE mencatatkan total aset senilai Rp2,18 triliun, nilai buku Rp800 miliar, dan EBITDA sebesar Rp349 miliar dengan margin 81%. Dengan valuasi Rp8 triliun berdasarkan transaksi ini, investasi NTT East diperkirakan berada di kisaran 12 kali dan 4 kali EV/EBITDA untuk 2025 dan 2026.
Proyeksi dan Rekomendasi Saham WIFI
BCA Sekuritas dalam riset terbarunya mempertahankan rekomendasi beli saham WIFI dengan target harga Rp2.500 per saham, berdasarkan estimasi EV/EBITDA 2025 sebesar 8 kali.
Broker tersebut memperkirakan EBITDA WIFI akan berada di kisaran Rp1–3 triliun pada 2025–2026, dengan kontribusi dominan hingga 70% berasal dari IJE.
Baca Juga: WIFI Disuspensi BEI: Saham Naik 200%, Tiga Tokoh Kuasai Saham
Dengan kombinasi rights issue dan masuknya NTT East, langkah strategis ini dinilai akan mempercepat ekspansi WIFI sekaligus memperkuat fundamental perusahaan di industri konektivitas berbasis fiber optik.
Prospek pertumbuhan WIFI dalam infrastruktur digital Indonesia kini semakin kuat, menjadikannya salah satu emiten teknologi yang layak diperhatikan investor di tengah pesatnya kebutuhan internet rumah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru