Geser kebawah untuk baca artikel
Internasional

Hamas Konfirmasi Gugurnya Panglima Brigade Al Qassam dalam Serangan Israel

×

Hamas Konfirmasi Gugurnya Panglima Brigade Al Qassam dalam Serangan Israel

Sebarkan artikel ini
hamas konfirmasi gugurnya panglima brigade al qassam dalam serangan israel kompres
Hamas mengonfirmasi gugurnya Panglima Brigade Al Qassam, Mohammed Deif, dan wakilnya, Marwan Issa, dalam serangan Israel di Gaza. Konflik semakin memanas.

Hamas Umumkan Gugurnya Panglima Brigade Al Qassam dalam Serangan Israel

KAIRO, Bursa.NusantaraOfficial.com – Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, secara resmi mengonfirmasi bahwa Panglima Brigade Al Qassam, Mohammed Deif, dan wakilnya, Marwan Issa, telah gugur dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Pengumuman ini disampaikan oleh juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, dalam pernyataan resminya pada Kamis (30/1/2025).

“Kami kehilangan dua pemimpin besar yang telah mengorbankan hidup mereka untuk perjuangan Palestina. Panglima Brigade Al Qassam, Mohammed Deif, dan wakilnya, Marwan Issa, telah gugur sebagai syuhada dalam agresi Israel,” ungkap Abu Obeida, dikutip dari laporan Sputnik.

Serangan Israel dan Konfirmasi Kematian Panglima Hamas

Sejak Agustus 2024, pasukan Israel telah mengklaim bahwa mereka berhasil menargetkan dan menewaskan Mohammed Deif dalam operasi militer di Gaza. Namun, baru kali ini Hamas mengonfirmasi kepergian sang pemimpin militer yang selama ini menjadi simbol perlawanan Palestina.

Mohammed Deif dikenal sebagai sosok misterius dan licin. Ia beberapa kali menjadi target serangan Israel, namun selalu berhasil menghindari kematian. Namun kali ini, laporan menunjukkan bahwa serangan udara Israel menghantam lokasi persembunyiannya, menyebabkan gugurnya Deif dan Marwan Issa.

Israel mengeklaim operasi militer mereka sebagai langkah untuk “melenyapkan ancaman” dari Hamas. Namun, banyak pihak menilai tindakan ini justru akan memperburuk situasi dan meningkatkan eskalasi perang yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Dampak Kematian Deif dan Eskalasi Konflik

Gugurnya Mohammed Deif dan Marwan Issa diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap Hamas dan perlawanan Palestina. Deif selama ini dianggap sebagai arsitek utama strategi militer Hamas, termasuk serangan roket ke Israel dan taktik perang gerilya di Gaza.

Sejumlah analis militer berpendapat bahwa kehilangan Deif bisa melemahkan Hamas dalam jangka pendek. Namun, mereka juga memperingatkan bahwa ini dapat memicu aksi balasan yang lebih besar terhadap Israel.

“Kematian Deif tidak berarti Hamas akan berhenti. Justru, ini bisa menjadi pemicu untuk lebih banyak serangan balasan terhadap Israel,” ujar seorang pakar geopolitik Timur Tengah.

Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera

Di tengah eskalasi konflik, Hamas juga telah membebaskan tiga sandera Israel sebagai bagian dari pertukaran di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari 2025. Kesepakatan ini telah menghentikan serangan sementara setelah lebih dari 47.000 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak, gugur akibat agresi Israel.

Namun, banyak pihak pesimis bahwa gencatan senjata akan bertahan lama. Dengan kematian pemimpin utama Hamas, ketegangan bisa kembali meningkat dan memicu perang berkepanjangan.

Kondisi Gaza Pasca Serangan

Serangan brutal yang dilakukan Israel sejak Oktober 2023 telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza. Infrastruktur hancur, ribuan bangunan rata dengan tanah, dan jutaan warga sipil mengalami krisis kemanusiaan. Bantuan internasional pun terus mengalir, meski akses masuk ke Gaza masih sangat terbatas.

Organisasi kemanusiaan global telah menyerukan penghentian serangan dan mendorong solusi damai untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina. Namun, dengan situasi saat ini, jalan menuju perdamaian masih tampak sangat jauh.

Kesimpulan

Kematian Mohammed Deif dan Marwan Issa menjadi pukulan besar bagi Hamas, namun juga berpotensi memperpanjang konflik di Gaza. Serangan Israel yang terus berlanjut serta respons dari Hamas akan menentukan bagaimana dinamika perang ini berkembang dalam beberapa bulan ke depan.

Dunia kini menantikan apakah akan ada upaya diplomasi baru atau justru eskalasi yang lebih besar di Timur Tengah. Dengan ribuan nyawa telah melayang dan jutaan orang terdampak, solusi jangka panjang masih menjadi tanda tanya besar dalam konflik Israel-Palestina yang tak kunjung usai.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru