JAKARTA, bursa.nusantaraofficial.com – Pemerintah Singapura berencana memperketat aturan pembelian properti baru sebagai respons atas lonjakan harga rumah yang dipicu oleh pembelian spekulatif. Langkah ini diambil untuk menstabilkan pasar properti yang semakin panas, terutama menjelang pemilu yang akan datang.
Reli Harga Rumah dan Dampaknya
Menurut laporan Morgan Stanley, harga rumah di Singapura diprediksi terus naik hingga awal 2025, didorong oleh investor yang ingin mencairkan uang sebelum proyek apartemen selesai. Namun, lonjakan harga ini juga meningkatkan risiko ketidakstabilan pasar. Estimasi awal menunjukkan harga hunian pribadi melonjak 2,3% pada kuartal terakhir—kenaikan terbesar dalam satu tahun terakhir.
“Pemerintah kemungkinan akan memperkenalkan lebih banyak pembatasan untuk menekan gejolak pasar. Dikombinasikan dengan pasokan yang masuk, ini dapat menyebabkan penurunan harga hingga 5% tahun ini,” demikian menurut analis Morgan Stanley.
Kebijakan Bea Materai dan Fokus Baru
Singapura sebelumnya telah melakukan tiga putaran pembatasan properti, termasuk menggandakan bea materai untuk pembeli asing hingga 60% pada tahun 2023. Namun, kebijakan baru yang diusulkan diperkirakan lebih menargetkan penjual daripada pembeli.
“Kenaikan bea materai penjual lebih efektif dalam menekan pembelian spekulatif dibandingkan pembatasan pembeli,” kata Wilson Ng, analis Morgan Stanley. Langkah ini bertujuan untuk menekan keuntungan rata-rata sebesar 21% yang diperoleh pembeli spekulatif selama 2023–2024.
Tantangan dan Prospek Pasar Properti
Kenaikan harga properti telah menjadi perhatian utama di Singapura, terutama karena isu keterjangkauan menjadi sorotan pemilih menjelang pemilu. Dengan pasar yang terus tumbuh, tindakan pemerintah diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar.
Morgan Stanley tetap pesimistis terhadap prospek pasar properti Singapura. Sebelumnya, mereka memperkirakan penurunan harga rumah sebesar 3% pada 2024, namun revisi terakhir menunjukkan harga justru naik 3,9% pada 2023.
Apa Artinya Bagi Investor?
Bagi investor lokal maupun asing, pembatasan baru ini akan memengaruhi strategi investasi mereka. Kebijakan yang lebih ketat, seperti kenaikan bea materai penjual, dapat mengurangi margin keuntungan dan menghambat pembelian spekulatif.
Namun, pasar properti Singapura tetap menjadi salah satu yang paling menarik di Asia, dengan stabilitas politik dan ekonomi yang kuat. Investor yang bersiap menghadapi kebijakan baru masih dapat menemukan peluang dengan melakukan analisis pasar yang cermat.
Langkah pembatasan ini menunjukkan komitmen pemerintah Singapura untuk menjaga keterjangkauan harga rumah bagi warganya sekaligus mencegah gejolak pasar yang merugikan. Sambil menunggu kebijakan baru, investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut agar dapat mengambil keputusan yang tepat di pasar properti Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di: