Geser kebawah untuk baca artikel
PasarSaham

Tantangan Berat Industri Semen: INTP dan SMGR Hadapi Persaingan Ketat

×

Tantangan Berat Industri Semen: INTP dan SMGR Hadapi Persaingan Ketat

Sebarkan artikel ini
tantangan berat industri semen intp dan smgr hadapi persaingan ketat kompres
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menghadapi tantangan berat pada 2025 dengan pasar yang makin kompetitif.

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Industri semen Indonesia menghadapi tantangan berat pada tahun 2025. Dua pemain besar, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), harus mengadopsi strategi yang matang untuk tetap bersaing di tengah pasar yang kian menantang.

Penurunan anggaran infrastruktur dan daya beli masyarakat menjadi katalis negatif yang membayangi performa sektor ini.

Fokus Efisiensi dan Diversifikasi

Sekretaris Perusahaan Indocement, Dani Handajani, menegaskan bahwa INTP akan fokus pada profitabilitas melalui efisiensi di berbagai lini, termasuk logistik dan transportasi.

Langkah strategis ini diperkuat dengan akuisisi PT Samudra Harmoni Perkasa melalui anak usaha PT Bahana Indonor. Akuisisi senilai Rp 47,25 miliar ini diharapkan mendukung efisiensi distribusi.

Lebih lanjut, pada 2025, INTP menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung proyek bersama AMITA Group dalam memproduksi bahan bakar alternatif dan material baru. Proyek ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang bagi INTP.

Di sisi lain, SMGR juga tidak tinggal diam. Perusahaan ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1-1,5 triliun untuk tiga tahun ke depan. SMGR fokus pada diversifikasi bisnis, termasuk manajemen limbah hulu, pengembangan teknologi stabilisasi tanah lunak bersama Taiheiyo Cement Corporation (TCC), dan ekspansi bisnis kimia.

Menurut analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry, diversifikasi ini berpotensi menyumbang pendapatan signifikan mulai 2028 dengan EBITDA margin sebesar 20-30%. Diversifikasi yang dilakukan SMGR menjadi langkah penting untuk menghadapi tekanan kompetitif di pasar semen domestik.

Tantangan Pasar Semen di 2025

Pasar semen domestik menghadapi persaingan yang semakin memanas, ditandai dengan adanya fenomena downtrading dan peningkatan penetrasi merek tandingan yang menawarkan harga lebih murah. Menurut Jerry, kontribusi merek tandingan terhadap total penjualan mencapai 15-25% pada 2024, dengan harga yang lebih rendah 12-25% dibandingkan merek utama.

Di sisi lain, penjualan semen curah diprediksi tumbuh moderat sebesar 8% yoy pada 2025. Namun, segmen semen kantong justru stagnan akibat lemahnya daya beli masyarakat dan terbatasnya dampak program pemerintah dalam mendukung masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Anggaran infrastruktur yang turun hingga 5% yoy menjadi faktor lain yang menekan pertumbuhan industri semen.

Proyeksi dan Rekomendasi Saham

Meski menghadapi tantangan, margin kotor industri semen diperkirakan tetap tumbuh sebesar 30-70 basis poin pada 2025. Hal ini didukung oleh stabilisasi harga jual rata-rata (ASP) dan penurunan biaya bahan bakar.

Analis merekomendasikan saham INTP sebagai pilihan utama dengan target harga Rp 8.800. INTP dinilai unggul dalam efisiensi operasional, terutama dalam pengelolaan biaya operasional (opex). Untuk SMGR, rekomendasinya adalah hold dengan target harga Rp 3.900. Diversifikasi bisnis SMGR menjadi faktor utama yang mendukung prospek jangka panjang.

Analis CSG International Sekuritas Indonesia, Bob Setiadi, menilai sektor semen tetap menarik dengan rekomendasi overweight. Ia memperkirakan penjualan semen kantong akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan semen curah, mendukung peningkatan EPS bagi kedua emiten.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berada di persimpangan strategi menghadapi tantangan pasar semen yang semakin berat. Fokus pada efisiensi dan diversifikasi menjadi kunci keberlanjutan bisnis keduanya. Dengan langkah strategis yang terukur, INTP dan SMGR diharapkan mampu mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di industri semen nasional.

Apakah strategi ini cukup untuk menghadapi tekanan kompetitif? Mari kita nantikan kiprah keduanya di tahun yang penuh tantangan ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru