JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Pendanaan Kompetitif dan Penurunan Suku Bunga: Katalis Positif untuk PTBA dan INCO
Dalam beberapa bulan terakhir, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) telah menciptakan momentum positif bagi sektor padat modal, khususnya industri komoditas.
Langkah BI ini menciptakan kondisi pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan peluang besar bagi perusahaan-perusahaan besar di sektor komoditas untuk memanfaatkan biaya pembiayaan yang lebih rendah.
Dua perusahaan yang paling diuntungkan dalam situasi ini adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang sedang dalam proses ekspansi dan pengembangan proyek besar.
PTBA: Memanfaatkan Pendanaan Kompetitif untuk Ekspansi Infrastruktur
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu pemain utama di sektor batu bara Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang memperoleh keuntungan langsung dari penurunan suku bunga BI.
Perusahaan ini telah mengalokasikan dana Rp 7,19 triliun untuk belanja modal proyek jalur kereta api Tanjung Enim-Keramasan, yang merupakan bagian dari rencana ekspansi besar-besaran untuk meningkatkan kapasitas transportasi batu bara.
Lebih dari 50% dari dana belanja modal ini akan dibiayai melalui utang, yang kini menjadi lebih murah dengan penurunan suku bunga.
Menurut analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Wilbert Arifin dan Rizkia Darmawan, penurunan suku bunga ini sangat mendukung PTBA dalam memperoleh pembiayaan dengan bunga yang lebih kompetitif, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mempercepat ekspansi proyek infrastruktur yang sangat penting ini.
Skema pendanaan yang lebih menguntungkan ini juga akan membantu PTBA menjaga arus kas yang sehat dan mengurangi beban keuangan. Dengan proyek jalur kereta api yang diperkirakan akan meningkatkan efisiensi transportasi batu bara, PTBA berpotensi mencatatkan kinerja finansial yang lebih kuat ke depannya.
INCO: Pertumbuhan Agresif dengan Pembiayaan Lebih Fleksibel
Di sisi lain, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga memiliki peluang besar berkat penurunan suku bunga yang menguntungkan untuk sektor pertambangan. INCO, yang fokus pada pengembangan tambang nikel, merencanakan belanja modal sebesar US$ 668 juta pada tahun 2025, dengan sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan dua tambang besar, yakni Pomalaa dan Bahodopi.
Dengan suku bunga yang lebih rendah, INCO dapat memperoleh pembiayaan utang dengan syarat yang lebih menguntungkan. Ini akan memberi INCO fleksibilitas yang lebih besar untuk melaksanakan rencana ekspansi dan pengembangan yang agresif. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendukung rencana pertumbuhan perusahaan dan membantu menjaga stabilitas keuangan di tengah tantangan industri.
Rekomendasi Saham PTBA dan INCO: Potensi Pertumbuhan yang Menjanjikan
Menurut riset terbaru dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, meskipun pandangan terhadap saham PT Vale Indonesia (INCO) tetap netral, target harga saham INCO mengalami kenaikan menjadi Rp 4.290, dengan rekomendasi trading buy.
Target harga saham tersebut mencerminkan stabilitas operasional INCO serta portofolio proyek strategis yang siap mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Di sisi lain, saham PTBA mendapat rekomendasi beli dari Samuel Sekuritas. Analis Farras Farhan menilai bahwa penerapan skema Mitra Instansi Pengelola (MIP) batu bara berpotensi meningkatkan laba PTBA, terutama dengan fokus pada penjualan domestik yang tinggi.
Dengan target harga saham PTBA dipatok sebesar Rp 3.200, saham PTBA menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari potensi keuntungan jangka panjang.
Kesimpulan: Peluang Investasi di PTBA dan INCO
Secara keseluruhan, penurunan suku bunga BI memberikan katalis positif bagi PTBA dan INCO, dua perusahaan besar di sektor komoditas Indonesia.
Pendanaan yang lebih kompetitif membuka peluang bagi kedua perusahaan untuk melaksanakan rencana ekspansi mereka dengan lebih lancar dan lebih murah.
Dengan prospek yang cerah di masa depan, kedua saham ini patut diperhatikan oleh investor yang ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan sektor komoditas di Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.