Geser kebawah untuk baca artikel
KomoditasPasar

Harga Emas Tembus US$ 2.900, Rekor Tertinggi Ketujuh Berkat Trump

×

Harga Emas Tembus US$ 2.900, Rekor Tertinggi Ketujuh Berkat Trump

Sebarkan artikel ini
harga emas tembus us$ 2.900, rekor tertinggi ketujuh berkat trump kompres
Harga emas melonjak ke US$ 2.900 per ons, mencetak rekor ketujuh di 2025. Ancaman tarif Trump picu ketidakpastian global, dorong investor ke aset safe haven.

Harga Emas Kembali Cetak Rekor, Capai US$ 2.900

NEW YORK, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga emas terus menanjak hingga menembus level US$ 2.900 per ons pada Senin (10/2/2025). Kenaikan ini mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) untuk ketujuh kalinya di tahun ini.

Lonjakan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru.

Berdasarkan data Reuters, harga emas spot melonjak 1,6% menjadi US$ 2.905,24 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi US$ 2.911,3 dalam sesi perdagangan. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga ditutup menguat 1,6% di level US$ 2.934,40 per ons.

Ancaman Tarif Trump dan Ketidakpastian Global

Presiden Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% terhadap semua impor baja dan aluminium. Selain itu, ia juga mengisyaratkan akan menerapkan kebijakan tarif timbal balik, yang menyesuaikan tarif AS dengan tarif yang diberlakukan oleh negara lain.

Menurut analis dari Marex, Edward Meir, kebijakan ini meningkatkan ketidakpastian perdagangan global dan mendorong investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.

“Jelas bahwa perang tarif menjadi faktor utama di balik lonjakan harga emas. Kondisi ini mencerminkan meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian dalam perdagangan global,” ujar Meir.

Dampak Kebijakan terhadap Inflasi dan Pasar Keuangan

Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang lebih tinggi akibat kebijakan tarif Trump. Investor kini menanti rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) pekan ini.

Jika data inflasi lebih rendah dari perkiraan, dolar AS bisa melemah dan mendorong harga emas lebih tinggi. Sebaliknya, jika inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, imbal hasil obligasi AS bisa meningkat dan memberi tekanan pada harga emas.

Pidato Powell Jadi Sorotan Pasar

Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di hadapan Kongres pada Selasa dan Rabu (11-12/2/2025). Pasar akan mencermati arah kebijakan moneter The Fed, yang bisa mempengaruhi pergerakan harga emas ke depan.

Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, tren kenaikan emas sejak Desember bisa menciptakan efek psikologis bagi investor untuk terus membeli emas. “Jika tren ini berlanjut, kami memperkirakan harga emas bisa naik ke kisaran US$ 3.250-3.500 per ons,” jelas Streible.

Kenaikan Logam Mulia Lainnya

Selain emas, harga perak spot juga naik 0,8% menjadi US$ 32,05 per ons setelah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada perdagangan sebelumnya. Sementara itu, harga platinum dan paladium juga menguat masing-masing sebesar 1,5% menjadi US$ 990,74 dan 2,1% menjadi US$ 985,40 per ons.


Harga emas terus mencetak rekor baru, didorong oleh ketidakpastian global akibat kebijakan tarif Trump. Dengan meningkatnya ketegangan ekonomi dunia, investor semakin berlindung pada emas sebagai aset safe haven. Apakah tren kenaikan ini akan berlanjut? Semua mata kini tertuju pada kebijakan The Fed dan data inflasi yang akan segera dirilis.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru