Industri Kretek: Pilar Ekonomi Daerah yang Butuh Perlindungan
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Industri kretek merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, terutama di daerah sentra produksi tembakau dan cengkeh.
Industri ini dikenal sebagai padat karya, menyerap jutaan tenaga kerja dari hulu hingga hilir, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara melalui cukai hasil tembakau (CHT). Namun, berbagai tantangan kebijakan dan dinamika pasar mengancam keberlangsungan sektor ini.
Sekjen Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), M. Jusrianto, menyoroti pentingnya peran industri kretek dalam perekonomian nasional.
Menurutnya, kretek tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga merupakan bagian dari budaya dan warisan bangsa Indonesia yang harus dilindungi.
“Industri kretek memiliki efek pengganda yang luar biasa karena kemampuannya menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Baik di sektor pertanian tembakau maupun produksi rokok, industri ini menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” ujar Jusrianto, Sabtu (8/2/2025).
Namun, keberlanjutan industri kretek di Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan berat yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah.
Regulasi dan Cukai yang Terus Meningkat
Salah satu ancaman terbesar bagi industri kretek adalah kebijakan cukai yang terus meningkat setiap tahun. Pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan alasan untuk mengendalikan konsumsi dan meningkatkan penerimaan negara.
Namun, kenaikan yang dianggap eksesif ini justru membebani industri, terutama bagi pabrik rokok kecil yang kesulitan bersaing dengan perusahaan besar.
“Kenaikan cukai yang tidak proporsional dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat mengancam kelangsungan industri kretek nasional. Terutama bagi pabrik rokok skala kecil yang semakin terhimpit beban fiskal,” jelas Jusrianto.
Selain itu, kebijakan ini juga berdampak pada rantai pasokan, di mana para petani tembakau dan cengkeh ikut terdampak akibat berkurangnya permintaan bahan baku dari industri rokok.
Jika situasi ini terus berlanjut, maka dampaknya tidak hanya dirasakan oleh industri kretek, tetapi juga sektor pertanian yang menopang jutaan petani di berbagai daerah.
Maraknya Rokok Ilegal Akibat Kenaikan Cukai
Kenaikan cukai yang berlebihan juga mendorong peningkatan peredaran rokok ilegal di pasar. Konsumen yang tidak mampu membeli rokok legal dengan harga tinggi cenderung beralih ke produk ilegal yang dijual lebih murah tanpa pita cukai.
“Peredaran rokok ilegal semakin masif dan mengancam industri kretek nasional. Selain merugikan produsen legal, ini juga berdampak negatif terhadap penerimaan negara yang bocor akibat pajak yang tidak terbayarkan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah tegas dalam memberantas peredaran rokok ilegal agar industri kretek legal tetap dapat bersaing secara sehat di pasar.
Ancaman Rokok Elektrik bagi Industri Kretek
Kemunculan rokok elektrik atau vape juga menjadi tantangan bagi industri kretek. Produk ini memiliki pangsa pasar yang semakin besar, terutama di kalangan generasi muda, sehingga mengurangi permintaan terhadap rokok konvensional.
“Rokok elektrik memiliki bahan baku 100% impor dan tidak memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Industri ini tidak menyerap tenaga kerja sebanyak industri kretek dan justru mengalihkan konsumsi dari produk dalam negeri ke luar negeri,” papar Jusrianto.
Selain itu, regulasi terhadap rokok elektrik masih tergolong longgar dibandingkan dengan industri kretek yang sangat terikat dengan berbagai aturan ketat. Hal ini menyebabkan persaingan yang tidak seimbang dan semakin menyulitkan industri rokok konvensional.
Perlunya Roadmap Industri Kretek Nasional
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, pemerintah perlu segera menyusun roadmap industri kretek yang komprehensif. Roadmap ini harus mengakomodasi kepentingan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari petani tembakau, produsen rokok, hingga konsumen.
“Pemerintah harus memberikan kepastian hukum dan arah kebijakan yang jelas bagi industri kretek nasional. Jangan sampai regulasi yang terlalu ketat justru menghancurkan industri yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negara,” ujar Jusrianto.
Roadmap ini harus mencakup strategi perlindungan industri kretek, pengendalian rokok ilegal, serta kebijakan cukai yang lebih proporsional agar tidak membebani industri. Selain itu, kebijakan yang mendorong inovasi dan daya saing industri kretek juga harus menjadi prioritas.
Perlindungan Industri Kretek untuk Ekonomi Nasional
Industri kretek adalah salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam perekonomian daerah dan nasional. Namun, berbagai tantangan seperti kebijakan cukai yang tinggi, peredaran rokok ilegal, serta persaingan dengan rokok elektrik mengancam keberlanjutan industri ini.
Diperlukan langkah konkret dari pemerintah, termasuk pengendalian regulasi yang lebih adil, penegakan hukum terhadap rokok ilegal, serta penyusunan roadmap industri kretek nasional. Dengan kebijakan yang tepat, industri kretek dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi perekonomian serta tenaga kerja di Indonesia.
Industri kretek bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga bagian dari budaya dan ekonomi rakyat yang harus dilindungi. Jika regulasi yang diterapkan tidak berpihak kepada industri ini, maka dikhawatirkan sektor ini akan semakin tergerus dan kehilangan daya saing di pasar domestik maupun global.